Cucu menjelaskan pacar cina erat hubungan dengan asal muasal masyarakat Betawi yang merupakan campuran Cina dan Arab.
"Betawi sudah beasimilasi melalui perkawinan dengan bangsa Cina,” lanjutnya.
Biasanya, lanjut Cucu, pihak laki-laki Betawi yang mengambil perempuan Cina sebagai istri, dengan maksud syiar agama Islam.
Dari sanalah budaya Cina dan Betawi semakin bercampur membentuk budaya baru, termasuk soal kuliner, salah satunya adalah pacar cina.
Bubur pacar cina jadi sajian wajib bagi masyarakat Betawi tradisional. Cucu menceritakan, sejak kecil, setiap bulan puasa, ia dan keluarganya selalu membuat pacar cina sendiri.
"Jadi biji pacar cinanya bukan beli di warung pasti diolah sendiri. Itu yang pertama yang harus ada buat buka puasa,” papar Cucu.
Cara membuat biji pacar cina tradisional menurut Cucu adalah mencampurkan tepung sagu dengan air.
Adonan yang sudah tercampur rata kemudian diratakan diletakkan di tampah untuk kemudian dijemur sampai kering.
Jika sudah kering, kemudian dipotong kecil-kecil. Biasanya berukuran sekitar 1 cm berbentuk persegi panjang.
Selain berbentuk persegi panjang, banyak juga pacar cina yang berbentuk bulat dan diberi warna.
Biji pacar cina yang sudah kering tersebut kemudian bisa disimpan untuk penggunaan beberapa waktu.
"Kalau sudah jadi, disimpan di wadah. Nanti kalau mau bikin pacar cina tinggal diambil dari situ. (Sekali buat) kira-kira bisa buat lima kali proses membuat bubur pacar cina,” tutur Cucu.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR