SajianSedap.com - Tren pastri dari Perancis memang jadi sudah lama menjamur di Indonesia.
Bahkan beberapa bakery lokal, menghadirkan aneka french Pastry seperti eclair sampai croissant.
Khusus croissant bahkan menjadi salah satu camilan favorit remaja di Indonesia.
Tak jarang banyak yang menikmati pastri ini saat bekerja di kafe.
Melansir laman Tulip Chocolate, croissant merupakan kue kering yang dikenal datang dari Prancis.
Namun sebenarnya croissant berasal dari Austria dengan sebutan kipferl.
Kue ini memiliki bentuk unik yang berlapis-lapis dan mengilap ketika Anda melihatnya.
Pastry ini sangat mengilap karena dioles oleh mentega sebelum dipanggang di dalam oven.
Meskipun berasal dari Austria, croissant ini sudah menjadi kesukaan banyak orang karena rasanya yang lezat dan teksturnya yang unik.
Teksturnya yang berlapis datang dari proses pembuatan yakni dengan terus melapis adonan sampai menjadi bentuk yang diinginkan.
Tekstur yang berlapis ini sama dengan pembuatan salah satu jenis pastry yaitu flaky pastry.
Baca Juga: Di Indonesia Ada yang Sampai Digeprek, Ternyata Begini Cara Makan Croissant di Negara Asalnya
Flaky pastry adalah suatu kelompok pastry yang dikenal memiliki banyak lapisan.
Proses membuatnya juga membutuhkan usaha yang besar dan perlu diperhatikan baik-baik.
Walau enak, tapi terkadang masih banyak yang sulit mengeja pastri ini.
Lalu bagaimana pengucapan yang betul untuk croissant?
Cara Menyebut Croissant di Indonesia
Bagaimana Sase lovers menyebutkan croissant?
Ada yang membaca croissant dengan kata "kroisan". Namun, ada juga yang mengucapkan croissant dengan kata "kwasong".
Melansir Kompas.com, kata croissant telah diserap dan terdaftar di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Menurut KBBI, kata croissant diserap ke Bahasa Indonesia menjadi "kroisan".
Lantas, bagaimana cara membaca croissant? Kroisan atau kwasong?
Ahli bahasa: dibaca kroisan Guru besar ilmu linguistik Universitas Gadjah Mada (UGM) I Dewa Putu Wijana mengatakan, cara membaca kata croissant sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
"Pelafalan bakunya kalau sudah diintegrasikan ke dalam bahasa indonesia ya kroisan," jelasnya kepada Kompas.com.
Baca Juga: Anti Kempes dan Keras, Begini Trik Menyimpan Croissant untuk Stok Sarapan Seminggu
Kendati demikian, Wijana mengatakan, beberapa masyarakat masih mengucapkannya sesuai Bahasa Prancis karena prestise saja.
Menurut Wijaya, penyerapan bahasa asing ke Bahasa Indonesia sulit ditemui konsistensinya.
"Masalah cara penyerapan sendiri masih sangat kacau," terangnya.
"Dari segi caranya misalnya, object diserap menjadi objek, tapi project menjadi proyek," imbuh Wijaya.
Ketidakkonsistenan itu, kata Wijaya, disebabkan oleh banyaknya kata asing yang diserap ke Bahasa Indonesia.
Meskipun begitu, Bahasa Indonesia sendiri telah memiliki aturan atau kaidah penyerapan bahasa asing ke Bahasa Indonesia.
Terpisah, pemerhati Bahasa Indonesia sekaligus Direktur Utama Narabahasa Ivan Lanin mengungkapnya, cara baca croissant sesuai dengan pelafalan Bahasa Indonesia.
"Kita mengucapkan kata sesuai dengan pelafalan bahasa kita: kro-i-san," ucapnya.
Ivan menjelaskan, ketika suatu kata sudah diserap, maka pelafalan kata itu mengikuti kaidah pengucapan bahasa yang menyerapnya.
Sementara itu, dosen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Dwi Susanto mengatakan, pelafalan croissant bergantung pada bahasa yang digunakan.
"Kalau tulisannya masih dalam Bahasa Prancis, maka dibaca dengan Bahasa Prancis (kwasong)," ucapnya.
Sebaliknya, jika tulisannya sudah diserap oleh KBBI, Dwi berkata, cara membacanya menggunakan aturan Bahasa Indonesia (kroisan).
Jadi Sase lovers lebih suka mana untuk penyebutan croissant?
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kroisan atau Kwasong, Bagaimana Cara Baca Roti Croissant?"
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR