Ia mengatakan, biji dan buah picung segar memang memiliki senyawa yang mengandung sianida yang sangat tinggi yang disebut sianogenik glikosida.
Senyawa tersebut mudah melepaskan asam sianida saat daging buah dan biji terluka.
Akan sangat berbahaya jika mengonsumsi daging buah dan biji ini dalam keadaan segar.
Karenanya, masyarakat biasanya menyimpan buah ini hingga busuk.
Lalu setelah itu mengambil bijinya untuk diolah menjadi kluwek.
“Buah ini memang beracun, mematikan orang kalau dikonsumsi segar karena mengandung sianida. Makanya setelah panen, biasanya buah disimpan. Setelah itu bijinya diambil dan dikumpulkan untuk dicuci bersih lalu direbus,” kata Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University ini.
Agar dapat menjadi kluwek, biji yang telah direbus tadi ditiriskan.
Lalu dipendam selama 40 hari menggunakan abu.
Tujuan proses tersebut selain menghilangkan kandungan sianida yang ada dalam daging biji buah picung.
Selain itu juga untuk mendapatkan citarasa kluwek yang lezat sebagai bumbu masakan.
Hanya saja, dari proses tersebut, tidak selamanya berhasil.
Penulis | : | Laksmi Pradipta Amaranggana |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR