Kuliner khas ini terbuat dari beras ketan ditambah dengan kelapa muda parut dan sedikit garam.
Kemudian dibungkus daun kelapa muda atau janur dan direbus hingga matang. Lepet mirip lemper dan lontong, meskipun perbedaannya teksturnya lebih liat dan lengket.
Lepet juga memiliki cita rasa yang lebih gurih karena ada campuran kacang dan santan di dalamnya.
Lepet yang menyimbolkan kesucian dan kebersihan banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai gantungan di depan rumah (atap, pintu, dan lainnya) untuk mengusir hal-hal negatif.
Lepet memiliki filosofi dalam bahasa Jawa, yakni silep kang rapet atau tertutup rapat.
Filosofi ini bermakna bahwa setelah mengaku salah (lepat), maka pihak lain cukup memaafkan dan berusaha untuk tidak mengungkitnya lagi.
Hal tersebut yang membuat jalinan persaudaraan antar sesama semakin erat seperti tekstur lengket lepet.
Setiap komponen bahan yang digunakan dalam pembuatan lepet memiliki makna sendiri, sebagai berikut :
- Ketan yang memiliki tekstur menempel dan lengket satu sama lain menggambarkan ikatan pertemanan yang kuat.
- Kelapa parut yang memiliki tekstur halus menggambarkan kehalusan perasaan dan sopan santun yang diharapkan terdapat pada umat Islam saat Idul Fitri.
- Garam menggambarkan keseimbangan hubungan antara komunitas yang harmonis.
Baca Juga: Tradisi Berbagi Makanan Jelang Lebaran yang Cuma Ada di Indonesia, Ini Awal Mulanya
Source | : | sonora |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR