Meski kejadiannya amat jarang, makanan kaleng yang dengan proses pengawetan yang kurang sempurna mungkin saja mengandung bakteri berbahaya jenis Clostridium botulinum.
Mengonsumsi makanan kaleng yang mengandung bakteri tersebut dapat menimbulkan kondisi botulisme, yaitu keracunan yang bisa menyebabkan kelumpuhan dan kematian jika tidak segera ditangani.
Sebagian besar kasus botulisme dikatakan terjadi karena mengonsumsi makanan kaleng yang diproduksi oleh industri rumahan.
Beberapa hal di bawah ini perlu kita cermati apabila ingin menikmati makanan kaleng supaya tidak berdampak negatif pada kesehatan:
- Jangan terlalu sering mengonsumsi makanan kaleng.
- Memadukan makanan kaleng dengan makanan segar, misalnya menambah potongan sayuran saat memanaskan makanan kalengan.
- Memerhatikan kondisi kaleng saat membeli produk.
Pilihlah kaleng dengan bentuk yang masih sempurna dan tidak penyok.
- Mencermati kandungan atau komposisi pada label makanan kaleng.
- Memerhatikan tanggal kedaluwarsa.
Jangan sampai lalai dan membeli produk yang sudah melewati batas tanggal ini.
- Menyimpan produk sesuai petunjuk penyimpanan yang tertera pada kemasan.
Menikmati makanan kaleng sesekali tidak masalah.
Pasalnya, sebagian penelitian menyebut bahwa nutrisi dalam makanan yang diawetkan ini tetap terjaga dengan baik.
Namun harap diingat bahwa semua yang berlebihan tidaklah baik, termasuk makanan kaleng.
Karena itu, lebih cermatlah dalam membatasi frekuensi konsumsinya serta memerhatikan kandungan, bentuk, penyimpanan, maupun tanggal kedaluwarsa produk tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hobi Konsumsi Makanan Kaleng? Waspadai Bahayanya".
KOMENTAR