Pada suatu kesempatan, pejabat tersebut, Zhou Lian, diundang ke jamuan makan yang diadakan oleh otoritas keuangan Fuzhou, dan sangat terkesan dengan satu hidangan lezat.
Sesampainya di rumah, Zhou langsung meminta kokinya Zheng Chunfa untuk membuatnya.
Setelah beberapa kali gagal, Zheng pergi ke biro keuangan untuk mengamati dengan tepat bahan apa yang dikandungnya dan bagaimana cara menyiapkannya.
Akhirnya ia berhasil menciptakan kenikmatan kuliner versinya sendiri dengan menambahkan lebih banyak makanan laut dan makanan lezat lainnya yang menambah aroma memikat dan rasa yang menggugah selera.
Setelah meninggalkan pekerjaannya di rumah Zhou Lian dan membuka restorannya sendiri, hidangan Zheng Chunfa, dengan 18 bahan utamanya, beserta berbagai suplemen dan bumbu, semuanya direbus dalam toples tembikar, menjadi spesialisasi rumah tersebut.
Orang-orang datang berbondong-bondong untuk mencicipinya.
Suatu hari, aroma yang menggugah selera memikat sekelompok ulama yang lewat.
Setelah mencicipi hidangan tersebut, mereka semakin memuji keunggulannya dan mulai memujinya dalam syair.
Puisi yang menjadi paling terkenal dengan jelas menggambarkan seorang biksu yang melompati tembok kuil menuju lingkungan setempat dan melahap masakan awam ini, sehingga mengabaikan sumpah vegetariannya.
Oleh karena itu, nama hidangan tersebut diubah dari “Fu Shou Quan” menjadi “Buddha Melompati Tembok.”
Hidangan ini telah menjadi hidangan lezat di jamuan makan kenegaraan selama beberapa dekade, termasuk pada jamuan makan malam Raja Kamboja Norodom Sihanouk, Presiden AS Ronald Reagan, dan Ratu Elizabeth II dari Inggris.
Wah sungguh unik bukan?
Baca Juga: Rekomendasi Chinese Food Halal di Jogja yang Bisa Dikunjungi saat Liburan Imlek
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR