SajianSedap.com - Ikan bandeng merupakan salah satu sajian menu Imlek yang identik dengan perayana Tahun Baru China ini.
Hanya ada di Indonesia, tradisi menghidangkan ikan bandeng sebagai sajian Imlek ini bukan munucl begitu saja.
Seperti yang Sase Lovers tahu, ikan bandeng meurpakan salah satu ikan yang cukup mudah ditemukan di pasaran.
ENtah segar ataupun matang, ikan bandeng ini cukup digemari.
Meskipun durinya banyak, ternyata justru sensasi menikmati bandeng dengan duri yang banyak inilah yang menguji kesabaran Anda.
Sejarah Sajian Ikan Bandeng yang Muncul saat Imlek di Indonesia.
Nah kaitannya dengan Imlek, rupanya sajian ini tidak ada loh di negeri Tiongkok.
Ya, ada sejarah panjang mengapa kemunculan olahan ikan bandeng muncul saat perayaan Imlek di Indonesia.
Khususnya yang ada di Jakarta.
Lalu bagaimana sih asal mula budaya ini?
Yuk simak.
Baca Juga: Sejarah dan Filosofi Tang Yuan, Makanan Khas Imlek yang Mirip Wedang Ronde
Dewan Pakar Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Azmi Abubakar menjelaskan, keberadaan bandeng saat perayaan Imlek terkait dengan kemunculan pasar malam di Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat.
Pasar itu didirikan pimpinan Tionghoa, Major Tan Eng Guan, pada abad ke-19, tepatnya sekitar tahun 1850.
Terjadi sejak 1850-an Sejak itu bandeng digandrungi masyarakat Tionghoa di Jakarta atau saat Batavia dan sekitarnya.
Bandeng jadi buah tangan hingga sajian saat Imlek dari tahuan ke tahun sampai saat ini.
"Ini bentuk alkulturasi budaya. Bandeng disajikan kepada orang yang dituakan atau mertua sebagai tanda hormat. Di Imlek bandeng wajib ada bagi orang Betawi Tionghoa sejak masa yang lampau," ujar Azmi, dikutip dari Kompas.com.
Ukuran bandeng yang dibawa serta disajikan kepada orangtua saat perayaan Imlek memiliki arti.
Masyarakat Tionghoa kala itu meyakini, semakin besar ukuran bandeng, itu berarti rasa sayang kepada orang yang diberi juga besar.
Maka, bandeng pun jadi incaran di pasar dan harganya jadi melambung tinggi jelang Imlek.
"Makin besar bandeng, makin besar juga cintanya kepada orangtua atau mertua yang diberi. Makanya bandeng mahal, tapi berapa pun harganya dibayar," kata Azmi.
Kenapa harus ikan bandeng?
Bandeng dinilai selalu hidup bersama.
Baca Juga: Makanan Terbaik untuk Shio Tikus di Tahun 2024, Pastikan Konsumsi Ini Sebelum Tidur
Karena itu sajian ikan bandeng melambangkan ikatan persaudaraan yang kuat.
"Dihidangkan dan disantap bersama, tidak makan sendiri-sendiri," kata Azmi punya Museum Peranakan Tionghoa itu.
Keberadaan bandeng saat Imlek dimaknai juga sebagai simbol kemakmuran dan keberuntungan.
Bandeng dianggap mirip dengan lika-liku kehidupan manusia.
Banyaknya tulang halus pada bandeng membuat orang yang menyantapnya mesti berhati-hati.
Hal itu kemudian diibarat dengan banyaknya rintangan dalam kehidupan manusia dan manusia harus selalu awas.
"Dagingnya lembut dan nikmat, tetapi harus hati-hati banyak duri jika tertelan cukup menyakitkan. Ini seperti hidup, pasti ada halangan maupun rintangan dan kita diajarkan untuk mampu mengatasinya dengan baik," jelas Azmi.
Azmi tak menampik bahwa tradisi sajian ikan bandeng dalam perayaan Imlek tidak begitu kental lagi setelah Tahun Baru China sempat dilarang di Tanah Air.
Kini bahkan ada yang menggantinya dengan jenis ikan yang lain.
"Harusnya ikan bandeng karena ada maknanya, tapi saya dengar sudah ada yang diganti dengan ikan lain," kata dia.
Nah sekarang sudah tahu kan asal mula mengapa ikan bandeng hadir sebagai salah satu makanan wajib saat Imlek tiba.
Kenali khasanah kuliner Indonesia dengan selalu update informasi di Sajian Sedap ya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tradisi Sajian Ikan Bandeng Saat Imlek dan Sebuah Sejarah Akulturasi
Baca Juga: Kenapa Jeruk Mandarin Identik dengan Imlek? Ternyata Begini Artinya
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR