SajianSedap.com - Beragam jenis soto bisa kita temui di berbagai daerah di Indonesia.
Salah satunya adalah soto tangkar khas Betawi, soto berkuah gurih yang terbuat dari isian berupa tangkar atau tulang iga.
Soto tangkar sering dianggap mirip dengan soto betawi biasa. Keduanya sama-sama nikmat, dan memiliki ciri khas masing-masing yang cocok disantap.
Utamanya soto tangkar yang isiannya berupa tulang iga, yang tidak umum seperti soto lainnya berupa daging.
Meski begitu, kelezatan tulang iga soto tangkar sudah terbukti kelezatannya oleh banyak orang.
Namun hidangan ini tidak hanya menjadi kelezatan yang memanjakan lidah, tetapi juga merangkum kekayaan tradisi.
Seperti apa filosofi dari soto khas Betawi ini?
Simak berikut ini selengkapnya yang telah kami rangkum dari Kompas.com.
Berikut ini sederet fakta menarik dari soto tangkar dari Betawi yang harus Anda ketahui.
Kata "tangkar" dalam bahasa Betawi disebut juga dengan tulang iga. Sesuai dengan arti namanya, pada zaman dahulu masyarakat Betawi mengolah iga untuk isian soto.
Terdapat beragam cerita mengenai asal mula hadirnya soto tangkar.
Baca Juga: Mengenal Mangut Ikan Beong, Kuliner Khas yang Cuma Ada di Magelang
Dikutip dari buku "Selaksa Rasa dan Cerita" (2016) karya Akademi Kuliner Indonesia yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, soto tangkar sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Pasa saat itu harga daging sapi termasuk mahal, sehingga hanya maneer Belanda yang mampu membelinya.
Sementara masyarakat lokal hanya mampu membeli bagian tangkar yang sedikit berdaging karena harganya murah.
Ada juga yang mengatakan bahwa pada zaman penjajahan Belanda, para meneer yang mengadakan pesta akan mengolah daging sapi.
Masyarakat lokal lantas memanfaatkan bagian tangkar dan jeroan yang memang tidak diolah orang Belanda.
Sisa tangkar dan jeroan tersebut kemudian diolah oleh masyarakat menjadi beragam masakan, salah satunya soto tangkar.
Soto tangkar, mirip dengan kebanyakan makanan Betawi, mengalami percampuran budaya dari banyak bangsa yang datang ke Betawi saat itu.
Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, soto tangkar dan soto betawi saat itu banyak menyerap dari kebudayaan Tionghoa, India, dan Arab.
Hal itu bisa dilihat lewat penggunaan minyak samin sebagai salah satu bahan dalam soto tangkar dan soto betawi.
Perbedaan dasar antara soto tangkar dan soto Betawi terletak pada penambahan rempah, dimana soto tangkar menggunakan kapulaga dan jintan, sementara soto Betawi tidak menggunakan jintan dan kapulaga.
Proses pembuatan keduanya hampir sama, tetapi soto tangkar ditambahkan kentang yang direbus bersama daging, sedangkan soto Betawi menggunakan campuran santan dan susu pada kuah kaldu, menciptakan hasil yang lebih creamy daripada soto tangkar.
Baca Juga: Sama-sama Pakai Daging, Ternyata ini Perbedaan Utama Coto Makassar dan Pallubasa
Kuah santan soto tangkar punya warna yang sedikit kemerahan dan rasa yang lebih ringan daripada soto betawi.
Pasalnya, soto tangkar menggunakan campuran bahan berupa air asam jawa, kencur, dan lengkuas yang membuat rasa kuahnya jadi lebih segar.
Selain menggunakan tangkar, ada pula para pedagang soto tangkar yang mencampur isian soto dengan potongan daging.
Tak jarang juga ada yang menambahkan kelapa sangrai halus. Hasilnya, kuah soto tangkar pun jadi lebih gurih dan kental.
Baca Juga: Fakta Gabus Pucung Khas Betawi, Hidangan Berkuah Cokelat Mirip Rawon yang Tak Kalah Nikmat
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR