SajianSedap.com - Solo kini jadi salah satu kota wisata yang menjadi sorotan.
Tak hanya Jogja, Solo kini menjelma menjadi kota budaya layaknya Jogja.
Selain budaya, Solo juga menjadi salah satu kota wisata dengan berbagai makanan khas.
Salah satu makanan khas yang kerap menjadi buruan adalah selat.
Buka salad melainkan Selat Solo.
Bagi orang yang belum pernah memakannya, Selat Solo bisa jadi disamakan dengan salad.
Namun Selat Solo merupakan makanan berkuah yang terdiri dari olahan dagin yang disebut Galantin serta campuran beberapa sayuran.
Ada fakta unik soal Selat Solo ini.
Selat Solo bukan merupakan makanan asli dari Solo.
Ada cerita menarik di balik munculnya Selat Galantin yang lebih dikenal sebagai Selat Solo.
Baca Juga: 4 Merek Makanan Lokal yang Dikira dari Luar Negeri, Nomor 2 Banyak Banget Gerainya
Melansir dari Indonesia.go.id, pada masa kolonial, orang-orang Eropa membawa bahan makanan dan teknik masak gaya Eropa ke Indonesia.
Namun, tidak semua hidangan Eropa diterima dengan baik oleh kaum bangsawan di Kasunanan Surakarta karena selera dan budaya lokal turut berperan.
Di Jawa, makanan umumnya memiliki cita rasa manis.
Untuk memenuhi selera raja-raja Kasunanan Solo, dilakukan modifikasi pada hidangan steak.
Kecap digunakan untuk memberikan cita rasa manis, menggantikan kecap Inggris dan mayones.
Selat Solo merupakan kombinasi bistik dan salad, namanya berasal dari kata Belanda "slachtje" yang berarti salad.
Kata "steak" sendiri berasal dari bahasa Belanda "biefstuk".
Di Eropa, steak biasanya disajikan dalam ukuran besar dan dimasak setengah matang.
Namun, raja-raja Kasunanan Solo tidak terbiasa dengan daging yang dimasak setengah matang.
Oleh karena itu, daging yang seharusnya dimasak setengah matang diubah menjadi daging sapi cincang yang dicampur dengan sosis, tepung roti, dan telur.
Baca Juga: Musisi Ahmad Dhani Terkena Asam Urat saat Dipenjara, 4 Makanan Murah Ini Bisa Meredakan Nyerinya
Campuran ini dibentuk seperti lontong dan dibungkus daun pisang, kemudian dikukus hingga matang.
Setelah dingin, daging diiris tebal dan digoreng dengan sedikit margarin.
Selat Solo disajikan bersama sayuran seperti wortel dan buncis rebus, tomat, serta daun selada.
Untuk memberikan rasa kenyang, steak dilengkapi dengan kentang goreng.
Di atas daun selada biasanya diberi saus mustard, dan terkadang ditambahkan acar mentimun.
Ciri khas Selat Galantin juga terletak pada keberadaan telur rebus.
Kombinasi steak dan salad memberikan tampilan berwarna pada Selat Solo, menggoda siapa pun untuk segera menyantapnya.
Berbeda dengan steak Eropa yang disajikan panas, Selat Solo selalu disajikan dalam keadaan dingin.
Meskipun demikian, beberapa restoran di Solo dapat menyajikannya dalam keadaan hangat jika tamu menginginkannya.
Namun kini Galantin sering juga diganti dengan olahan daging cincang asli.
Pembeli pun bebas memilih sesuai selera.
Baca Juga: 3 Makanan Enak Tapi Beracun, Tolong Hati-hati Ketika Menyantapnya
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR