SajianSedap.com - Bahan plastik merupakan salah satu bahan yang kini cukup populer.
Berbagai barang mengguankan bahan baku plastik, termasuk alat makan atau piting yang sering Anda gunakan.
Plastik sendiri mulai muncul di abad ke-20.
Leo Baekeland menemukan bakelite, plastik termosetting pertama yang diproduksi secara massal.
Bakelite banyak digunakan dalam produk-produk elektronik dan otomotif.
Pengembangan berbagai jenis plastik seperti polietilena dan polivinil klorida (PVC) di tahun 1930-an.
Kemudian pada tahun 1940-an dan 1950-an pasca Perang Dunia II, produksi plastik meningkat drastis.
Hingga kini plastik masih banyak digunakan dalam berbagai lini kebutuhan, salah satunya paling simpel adalah piring Anda.
Pasalnya dibanding alat makan berbahan kaca atau keramik, plastik memang bisa bertahan lama.
Plastik sendiri ada beberapa jenis, sehingga tidak semua aman digunakan secara berulang, terutama untuk alat makan Anda.
Jika Anda menemukan 4 kode berikut ini, sebaiknya alat makan atau piring Anda tidak digunakan lagi.
Dilansir dari laman UM Surabaya, Dosen Teknologi Laboratorium Medik (TLM) UM Surabaya Baterun Kunsah menjelaskan jenis-jenis plastik makanan yang perlu diketahui masyarakat. Termasuk cara menghindari bahaya plastik.
Biasanya tipe ini, bisa ditemukan dalam bentuk plastik coklat (thermoplastic) yang dibuat dari minyak bumi.
Plastik ini biasanya dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan dan botol yang lembek.
Sifatnya kuat, agak tembus cahaya, fleksibel, permukaan agak berlemak.
Plastik ini dapat didaur ulang, sulit dihancurkan tetapi tetap aman untuk makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas.
Plastik PET atau PETE (Polyethylene Terephthalate) berwarna jernih transparan tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.
"Botol jenis ini direkomendasikan hanya sekali pakai. Pemakaian berulang menyebabkan lapisan polimernya akan terurai dan dapat bersifat karsinogenik jika terakumulasi dalam tubuh," kata Kunsah.
Plastik ini memiliki kode 1 jika dicetak dalam kemasan plastik.
Plastik ini biasanya dipakai tempat makanan styrofoam, tempat minum sekali pakai, karton telur, peralatan dapur plastik, bahan compact disc, tempat video dan lain sebagainya.
Baca Juga: Jangan Pernah Pakai Plastik, Kalau Simpan Roti Tawar, Pakai 3 Trik Ini Saja Supaya Gak Cepat Jamuran
Plastik ini memiliki kode 3.
Kunsah menyebut jenis PS merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
Bahan ini harus dihindari, karena berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormone estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, sistem saraf.
"Jenis ini juga sulit didaur ulang. Bila didaur ulang bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Plastik ini jika dibakar akan mengeluarkan api berwarna kuning jingga dan meninggalkan jelaga," kata dia lagi.
PVC atau V atau biasa di kenal juga dengan bahan polyvinyl chloride.
Bahan ini mempunyai karakter fisik yang stabil dan tahan terhadap bahan kimia, pengaruh cuaca, aliran, dan sifat elektrik.
Produk yang terbuat dari plastik PVC tidak dapat didaur ulang dan umumnya bahan PVC digunakan sebagai bahan kabel komputer, pembuatan pipa plastik, dan konstruksi bangunan.
Bahan plastik ini kurang cocok jika digunakan untuk pembungkus makanan atau minuman, karena kandungan DEHA pada plastik PVC ini dapat meleleh ke makanan jika dipanaskan.
Apabila digunakan untuk makanan atau minuman, bahan plastik ini sangat berbahaya dan dapat memicu penyakit ginjal dan hati.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dosen UM Surabaya: 4 Jenis Plastik Bungkus Makanan yang Berbahaya
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR