SajianSedap.com - Talenan digunakan sebagai tempat memotong dan menyiapkan makanan.
Jika talenan tidak bersih, ada risiko kontaminasi silang antara bahan makanan yang berbeda.
Bakteri atau kuman dari makanan yang sudah dipotong sebelumnya dapat menempel pada talenan dan menular ke makanan baru yang akan dipotong, menyebabkan risiko infeksi makanan.
Apalagi talenan sering terpapar dengan bahan makanan mentah seperti daging atau ikan yang dapat mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella atau E. coli.
Jika talenan tidak dibersihkan dengan baik, bakteri ini dapat bertahan dan berkembang biak di permukaan talenan, meningkatkan risiko penyebaran bakteri ke makanan atau alat makan lainnya.
Setiap kali Anda menggunakan talenan, direkomendasikan untuk membersihkan talenan kayu dengan air sabun panas sesudahnya.
Kemudian, pastikan untuk mengeringkannya dengan baik menggunakan serbet.
Namun meski setelahnya terlihat bersih, ini belum tentu bebas kuman dan bakteri.
Perlu pembersihan mendalam yang harus dilakukan secara rutin agar kuman dan bakteri mati.
Bagaimana caranya? Simak berikut ini untuk Anda terapkan di rumah.
Dilansir Mind Body Green, pakar kebersihan lingkungan dan pendiri The Eco Hub Candice Batista membagikan tips favoritnya untuk membersihkan, mendisinfeksi, dan merawat talenan kayu.
Selain pembersihan rutin, Anda harus mendisinfeksi talenan secara lebih menyeluruh setiap beberapa minggu, terutama jika Anda menggunakannya untuk memotong daging mentah.
Bahkan, mungkin ide yang baik untuk memiliki talenan terpisah untuk daging dan makanan lainnya.
Untuk melakukannya, Anda dapat mengoleskan lapisan tipis hidrogen peroksida 3 persen ke papan talenan atau menggunakan lap desinfektan.
Biarkan selama beberapa menit, lalu bersihkan dengan spons kering, bilas dengan air hangat, dan keringkan secara menyeluruh.
Jika Anda tidak memiliki hidrogen peroksida, cuka sari apel atau cuka putih dapat digunakan sebagai alternatif, meskipun penggantinya akan sedikit lebih lembut.
Jika ini pertama kalinya Anda mengoleskan hidrogen peroksida atau cuka ke talenan, lakukan uji tambalan kecil terlebih dahulu untuk memastikan tidak merusak kayu.
Setiap satu bulan sekali atau lebih, Batista menyarankan untuk menggosok papan kayu dengan campuran yang lebih abrasif untuk menghilangkan residu yang tertinggal. Berikut cara membuat larutan pembersih talenan kayu.
Bahan: 1 cangkir garam kasar, setengah lemon, dan 1 sendok teh soda kue (opsional).
Taburkan garam di atas talenan bersih dan diamkan selama sekitar 10 menit. Gunakan setengah lemon untuk menggosok papan dan menyeka garam ke tempat sampah atau wastafel. Pastikan untuk memasukkan sedikit minyak siku ke dalamnya.
Bilas papan dengan baik di bawah air panas untuk menghilangkan sisa garam atau lemon. Keringkan sepenuhnya menggunakan serbet.
Jika talenan masih bau setelah pengelupasan ini, lanjutkan dengan baking soda untuk menetralisir bau.
Taburkan di talenan, gosok dengan spons atau kain, lalu bilas lagi dengan air panas dan keringkan sepenuhnya.
Jika Anda mengikuti teknik pembersihan ini, oleskan minyak blok daging untuk melindungi dari luka (minyak kenari dan minyak almond dapat bekerja juga, selama Anda tidak memiliki alergi kacang), dan menghindari mesin pencuci piring atau perendaman.
Alat masak ini bisa menjadi berbahaya apabila Anda tidak rutin membersihkannya. Pastikan selalu bersih agar tidak mengkontaminasi bakteri.
Kontaminasi silang umumnya terjadi ketika Anda menggunakan talenan yang sama untuk memotong bahan makanan basah (daging-dagingan) dan bahan makanan kering (sayuran dan bawang-bawangan).
Keadaan ini akan diperparah ketika talenan Anda sudah terkikis karena pertumbuhan bakteri akan semakin pesat.
Oleh karenanya, sediakan dua buah talenan untuk memotong bahan-bahan makanan atau minimal gunakan dua sisi yang berbeda dari satu talenan untuk mengurangi risiko kontaminasi.
Tak kalah penting, rutin bersihkan dan ganti talenan apabila sudah rusak.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cara Merawat Talenan Kayu Secara Rutin agar Tetap Bersih
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR