SajianSedap.com - Mencuci piring memang jadi pekerjaan yang cukup melelahkan.
Belum lagi kalau habis hajatan, pasti tumpukkan piring harus segera dibersihkan.
Seringkali mencuci piring dianggap enteng.
Salah satunya penggunaan spons cuci piring.
Spons cuci piring biasanya terbagi menjadi dua bagian, yakni kuning dan hijau
Biasanya kita akan menggosok piring atau peralatan dapur tanpa memandang warna spons.
Alhasil cucian piring jadi terlihat kurang bersih.
Karena kebanyakan orang mencuci piring menggunakan bagian kuning dari spons.
Padahal harusnya itu tak boleh dilakukan.
Ini yang jadi alasannya.
Seperti dilansir dari iDEA Online, tak hanya mencuci piring, spons juga dapat bermanfaat seperti es batu yang dapat meredakan bengkak.
Baca Juga: Cuma Dikocok-kocok Pakai Dua Bahan Dapur ini, Botol Tupperware Bisa Kembali Bersih Seperti Baru Beli
Selain itu, spons juga dapat membantu membuat sayuran dan buah-buahan tahan lebih lama.
Tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memperlakukan spons dapur dengan benar, nih.
Salah satunya yaitu fungsi dari busa kuning pada spons.
Selama ini kita sering keliru, nih.
Bagian spons kuning sering digunakan untuk membersihkan kotoran di piring, tapi ternyata bagian kuning ini hanya untuk membuat busa ya, Sase lovers.
Cara pakai yang benar adalah mencelupkan bagian yang kuning ke sabun.
Lalu kita bisa meremasnya hingga berbusa, dan kita bisa menggunakan spons hijau untuk membersihkan piring kotor.
Bagaimana, menurut mu?
Selain itu, kita juga harus beli spons yang punya kualitas yang baik untuk mendapatkan usia pakai yang panjang.
Sabut hijau harus tebal dan keras saat dipegang, juga terbuat dari fiber.
Banyak spons murah yang tidak terbuat dari fiber.
Alhasil, nantinya akan cepat rusak dan tidak memiliki daya gosok yang baik.
Selesai digunakan, keringkan spons dan gantung di tempat sejuk, ya.
Jangan merendam spons di air sabun, karena dapat merangsang bakteri dan bau.
Jika spons kamu sudah terlihat berbulu, bersiap-siaplah menggantinya dengan yang baru agar kesehatan keluarga selalu terjaga.
Saat bentuk spons rusak, gantilah dengan yang baru.
Spons yang sudah rusak akan kehilangan partikel abrasif yang tak bisa lagi membersihkan piring dengan baik.
Sehingga sisa makanan tak mau hilang dan malah menimbulkan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan.
Jadi jangan lagi memaksa untuk terus menggunakan spons cuci piring.
Karena terdapat 3 hal buruk yang bisa terjadi kalau masih menggunakan spons cuci piring yang sudah rusak.
Berikut 3 alasan kita harus sering mengganti sabun cuci piring agar tidak membahayakan seisi rumah.
Operations Executive di Housekeep yakni Henry Paterson menjelaskan, spons memiliki banyak kuman karena mereka digunakan untuk membersihkan seluruh peralatan dapur yang kotor.
“Termasuk pisau dan talenan yang mungkin telah memiliki kontak dengan daging mentah atau kontaminan lainnya,” ujar Paterson.
Tidak hanya itu, lanjutnya, banyak orang yang turut menggunakan spons cuci piring untuk membersihkan meja dapur dan tumpahan apa pun.
Desain spons juga membuatnya menjadi tempat berkumpul para kuman.
Mereka berpori dan jarang kering di antara penggunaan.
“Karena bakteri tumbuh di lingkungan yang hangat dan lembap, spons menghadirkan kondisi yang ideal bagi mereka untuk berkembang biak,” ucap Paterson.
Profesor klinis mikrobiologi dan patologi di NYU Langone Health, Philip Tierno, menuturkan bahwa spons dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan penyebaran patogen.
Jika kamu membersihkan tumpahan cairan ayam mentah dengan spons, mereka akan mengambil mikroorganisme yang mungkin telah tumbuh dalam cairan tersebut.
“Ketika kamu menggunakan spons yang mengandung kuman, kamu akan mencemari dapur,” kata Tierno.
Spons yang kemudian digunakan untuk mengelap meja dapur, gagang kulkas, dan keran wastafel dapat secara efektif menyebarkan patogen ke seluruh ruangan.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat (AS) menyatakan, setidaknya 48 juta orang mengalami keracunan makanan setiap tahunnya.
Bakteri dan virus terbesar yang menyebabkan hal ini adalah norovirus, salmonella, C. perfringens, campylobacter, dan staph.
Bagi banyak orang, keracunan makanan menyebabkan mual, muntah, kram, dan diare.
Namun, kamu dapat mengalami hal yang lebih bermasalah.
Menurut CDC, sebanyak 128.000 orang dirawat di rumah sakit karena penyakit bawaan makanan setiap tahunnya.
Orang dewasa yang lebih tua, anak-anak, dan ibu hamil atau orang yang memiliki masalah pada sistem imun (immunocompromised) berada pada risiko yang lebih besar.
Baca Juga: Tak Harus Dicat Ulang, Cara Bersihkan Tembok Putih Ternyata Gampang, Begini Loh
KOMENTAR