SajianSedap.com - Gempa kembali mengguncang Indonesia.
Kali ini gempa terjadi di Pangandaran, Jawa Barat pada Minggu (27/11/2022) pagi.
Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Hartanto mengatakan, gempa Pangandaran terjadi pada pukul 09.10 WIB dengan magnitudo (M) 4,6.
"Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini berkekuatan M 4,6. Episenter terletak pada koordinat 8.2 LS dan 108.26 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 61 km Barat Daya Kab. Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 38 km," ujarnya, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu.
Gempa kali ini pun mengagetkan banyak orang.
Pasalnya beberapa hari yang lalu, di provinsi yang sama juga terjadi gempa.
Pada 21 November, gempa menguncang Cianjur, Jawa Barat.
Tentu ini bukan pertama kali Pangandaran diguncang gempa.
Kota ini beberapa kali diguncang gempa pada 2020, 2019, 2018, hingga yang paling parah terjadi pada 2006.
Bahkan pada tahun 2006, Pangandaran pernah dihantam tsunami setinggi 21 meter.
Tentunya kenangan pahit itu pun masih membekas di benak publik hingga sekarang.
Di tahun 2022, tercatat sudah ada 5 gempa besar yang terjadi di Indonesia.
Kejadian ini memerlukan perhatian serius dari kita semua.
Pasalnya, Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rawan gempa.
Menurut letaknya, Indonesia adalah negara yang memang memungkinkan terjadi banyak gempa.
Negara kita ini punya 3 lempeng tektonik sekaligus yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.
Nah lempeng ini akan bergerak terus setiap tahunnya.
Ketika ada pergerakan lempeng inilah yang akan mengakibatkan gempa.
Selain gempa yang diakibatkan pergerakan lempeng, Indonesia juga dikelilingi oleh jalur gunung berapi aktif di dunia.
Jalur gunung api ini sering disebut dengan ring of fire yang mengitari hampir seluruh daerah di Indonesia yang bisa menyebabkan gempa akibat letusan gunung.
Karena itulah Indonesia menjadi negara yang sering terjadi gempa.
Lalu apa yang menyebabkan provinsi Jawa Barat sangat rawan gempa?
Setelah gempa di Cianjur, BMKG menjelaskan bahwa gempa terjadi karena pergerakan Sesar Cimandiri.
Wah apa itu istilah sesar?
Dikutip dari laman Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Lampung, sesar adalah patahan atau bidang rekahan yang disertai adanya pergeseran relatif terhadap blok batuan lainnya.
Nah ternyata, di Jawa Barat nggak hanya terdapat 1 sesar saja lho.
Jawa Barat mempunyai 6 sesar yang terus bergerak.
Sesar yang dimaksud yaitu Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Baribis, Sesar Garsela, Sesar Citarik, dan Sesar Cipamingkis.
Menurut Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, wilayah Sukabumi dan Lebak dalam beberapa tahun terakhir memang mengalami peningkatan aktivitas gempa bumi.
"Berdasarkan data sebaran akitivitas gempa di Pulau Jawa sejak 2019 tampak bahwa wilayah Jawa Barat merupakan kawasan dengan aktivitas seismisitas paling aktif di Jawa Barat," kata Daryono.
Dia menerangkan lebih lanjut, aktivitas gempa tidak hanya terjadi di zona megathrust tetapi frekuensi aktivitas gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif juga sangat tinggi.
"Khusus data gempa sejak Januari 2020 saja menunjukkan sudah terjadi lebih dari 35 aktivitas gempa di Jawa barat dan Benten yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat," ungkap dia.
Fakta lainnya, sejak tahun 1844, sudah ada 14 kali gempa yang terjadi di Cianjur.
Gempa yang terjadi di Cianjur kemarin sebenarnya adalah gempa dangkal.
Namun meski tidak menyebabkan tsunami seperti gempa dalam, efeknya justru akan sangat merusak kawasan sekitar.
Belajar dari gempa di Pangandaran dan Cianjur, kita semua yang tinggal di Indonesia bisa sewaktu-waktu mengalami dan terkena dampaknya.
Kalau penyelamatan diri di bangunan, pasti sudah banyak yang tahu bagaimana caranya.
Lalu bagaimana kalu kita sedang berkendara?
Ternyata ada tips untuk aman berkendara saat terjadi gempa lho.
Dilansir dari Kompas TV, ada cara yang bisa dilakukan sebagai berikut.
1. Tetap tenang,
2. Hindari untuk melawati jembatan, sutet, pohon, baliho, tiang listrik, dan pohon karena rawan runtuh dan rusak,
3. Melajulah dengan kecepatan 20 km/jam,
4. Cari tempat yang aman,
5. Jauhkan kendaraan dari lereng,
6. Jauhi pinggir pantai jika sewaktu-waktu dapat berpotensi tsunami.
5 Cara Aman Hilangkan Panu di Kulit, Gak Perlu Obat Tetes yang Rasanya Panas saat Dipakai
Penulis | : | Laksmi Pradipta Amaranggana |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR