SajianSedap.com - Siapa yang rajin tiap hari minum vitamin?
Minum vitamin dipercaya bisa mendatangkan kebaikan bagi tubuh.
Tapi itu kalau dikonsumsi dengan cara yang benar.
Kalau salah, vitamin malah bisa jadi racun, lo.
Sayangnya, banyak dari kita yang justru tidak tahu cara aman minum vitamin.
Ahli pun buka suara membongkarnya untuk kita.
Yuk, cari tahu cara aman minum vitamin berikut ini.
Vitamin Malah Bisa Jadi Racun
Suplemen vitamin banyak dikonsumsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, terutama di masa pandemi seperti sekarang ini.
Namun berhati-hatilah dalam mengonsumsi suplemen, karena cara pengonsumsian yang salah justru bisa menyebabkan gangguan kesehatan.
Vitamin sendiri bisa diperoleh secara alami dari sayur dan buah-buahan. Jika asupan vitamin dirasa kurang, maka suplemen bisa ditambahkan.
Penambahan suplemen memang dimaksudkan untuk mengisi kekurangan salah satu nutrisi atau vitamin di pola makan kita.
Bahaya di balik pengonsumsian vitamin
Pengonsumsian suplemen memang bisa menyehatkan tubuh.
Namun di sisi lain, mengonsumsi suplemen yang tubuh tidak membutuhkannya justru bisa memberikan banyak masalah.
Ahli gizi Rhiannon Lambert dalam bukunya The Science od Nutrition menyatakan bahwa jika kita mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin atau nutrisi yang sudah dimiliki tubuh dengan seimbang, alias tubuh tak kekurangan akan nutrisi tersebut, maka akan terjadi penumpukan yang bersifat racun.
Penumpukan racun ini akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti mual, kram perut, diare, kerontokan rambut, perut begah, kelelahan atau fatigue, dan kerusakan saraf ringan.
Cara aman mengonsumsi vitamin
Melansir MSN, suplemen atau vitamin kemasan sendiri terdiri dari dua macam, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.
Vitamin yang larut dalam air seperti misalnya vitamin C dan vitamin B.
Vitamin jenis ini relatif lebih aman dikonsumsi, karena jika tubuh tak memerlukannya, mereka akan dibuang melalui urin.
Meski konsumsi suplemen dapat membantu mengisi kekurangan asupan dari pola makan, cara terbaik untuk menjaga asupan nutrisi penting, termasuk asupan vitamin untuk daya tahan tubuh, adalah mendapatkannya langsung dari makanan.
Ini sebabnya, sehabis mengonsumsi vitamin C dan vitamin B, biasanya urin akan berwarna kuning.
Vitamin fat soluble atau vitamin yang lebih mudah larut dalam lemak contohnya adalah vitamin A, D, E dan K.
Nah vitamin jenis ini, tak bisa dikeluarkan tubuh meski tubuh tak memerlukannya.
Jadi ketika kita kebanyakan mengonsumsi jenis vitamin fat soluble, maka besar kemungkinan akan terjadi overdosis dan penumpukan racun.
Lantas bagaimana cara aman mendapatkan asupan vitamin?
Tentu saja dengan cara-cara alami.
Seperti mendapatkan vitamin C dari sayur dan buah-buahan, dan mendapatkan vitamin D dengan berjemur di bawah mentari pagi.
"Karena tubuh juga lebih mudah menyerap vitamin yang berasal dari makanan daripada vitamin dalam bentuk suplemen," ungkap Lambert.
Suplemen hendaknya dikonsumsi jika tubuh berada dalam kondisi tertentu.
Seperti kekurangan vitamin, dalam fase kehamilan, atau untuk menopang kesehatan tubuh lansia.
Pengonsumsian suplemen pun hendaknya di bawah pengawasan ahli medis, agar dosisnya bisa aman dan tak mengganggu sistem metabolisme.
Bahaya Konsumsi Vitamin C dengan Cara Salah
Melansir WebMD, vitamin C utamanya dapat menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Tapi tetap saja, konsumsi vitamin C sebaiknya dilakukan secara bijak.
Beberapa orang mungkin harus mengonsumsi vitamin C dalam jumlah lebih tinggi untuk perawatan medis.
Nah, tidak tahu dosis ini jadi kesalahan utama yang sering terjadi pada konsumsi vitamin C.
Banyak orang ternyata mengonsumsi vitamin C secara berlebihan.
Padahal, vitamin C yang berlebihan ini sangatlah berbahaya bagi tubuh bahkan bisa sampai menyebabkan gagal ginjal.
Pasalnya, kelebihan vitamin C dikeluarkan dari tubuh sebagai oksalat, produk limbah tubuh.
Oksalat biasanya keluar dari tubuh melalui urine.
Tapi, dalam beberapa keadaan, oksalat dapat mengikat mineral dan membentuk kristal yang dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal.
Mengonsumsi terlalu banyak vitamin C berpotensi meningkatkan jumlah oksalat dalam urine seseorang, sehingga meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.
Dalam sebuah penelitian yang meminta orang dewasa mengonsumsi suplemen 1.000 mg vitamin C dua kali sehari selama 6 hari, jumlah oksalat yang mereka keluarkan meningkat sebesar 20 persen.
Asupan vitamin C yang tinggi bukan hanya dikaitkan dengan jumlah oksalat dalam urine yang lebih besar, tetapi juga terkait dengan perkembangan batu ginjal, terutama jika seseorang mengonsumsinya dalam jumlah lebih dari 2.000 mg.
Kejadian gagal ginjal juga telah dilaporkan pada orang yang mengonsumsi lebih dari 2.000 mg dalam sehari.
Namun, kondisi ini termasuk sangat jarang terjadi, terutama pada orang sehat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Sembarangan Mengonsumsi Suplemen, Bisa Menjadi Racun"
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR