5. Jangan bungkus terlalu padat
Setelah nasi dan mi siap dicetak, waktunya membungkus dengan daun pisang.
Caranya mudah, cukup ratakan nasi atau mi lalu berikan isian sesuai selera. Setelah itu langsung bungkus dengan daun pisang.
Satu hal yang perlu diperhatikan, adalah jangan mengisi arem-arem terlalu padat.
Cukup isikan adonan sekitar 80 persen saja. Berikan sisa ruang pada bungkusan.
Pasalnya, saat arem-arem dikukus nantinya akan mengembang lagi dan mengisi sisa ruang tersebut.
6. Simpan di kulkas
Beras pada arem-arem dimasak dengan menggunakan santan. Oleh karena itu, arem-arem agak sulit jika mau disimpan dalam waktu yang relatif lama.
Jika disimpan di kulkas pun, biasanya akan merusak teksturnya. Maka dari itu Lucky menyarankan agar hanya menyimpan arem-arem dalam kulkas selama paling lama lima hari.
Jangan simpan arem-arem di dalam freezer, cukup di chiller saja. Ini bisa jadi alternatif jika kamu ingin menjual kembali arem-arem.
Sebelum dikonsumsi atau dijual, jangan lupa untuk memanaskan kembali arem-arem. Bisa dengan cara dikukus kembali sebentar saja.
Perbedaan Lemper dan Arem-arem
Selain dari bahan pembuatan, cara membuat lemper dan arem-arem berbeda.
Dalam pembuatan arem-arem, beras yang sudah diaron, kemudian diisi dengan beragam isian, dibungkus daun pisang, lalu dikukus.
Sementara, lemper tidak melalui proses pengukusan kembali.
Setelah beras ketan diaron dan dikukus, beras tersebut diisi dengan berbagai isian lalu dibungkus daun pisang.
"Kalau arem-arem kan dikukus lagi. Kalau lemper enggak dikukus lagi," pungkas Wita. Lemper yang sudah jadi dapat langsung dihidangkan.
Atau, bila ingin lebih wangi kamu dapat membakarnya di atas teflon.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 6 Cara Bikin Arem-arem Anti Gagal dari Koki, Camilan Mirip Lontong
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR