SajianSedap.com - Lebaran Idul Adha atau lebaran haji bagi umat muslim di seluruh dunia sudah di depan mata.
Perayaan hari keagaaman ini identik dengan olahan daging dari hasil penyembelihan hewan kurban, seperti sapi, kambing, maupun kurban.
Salah satu olahan daging yang banyak peminatnya adalah makanan berkuah santan.
Misalnya gulai, tongseng, rendang, kare, dan lainnya.
Namun banyak orang was-was untuk banyak mengonsumsi hidangan berkuah santan sebab dinilai dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh.
Inilah yang membuat para pengidap kolesterol enggan mengonsumsi hidangan berkuah santan sekalipun bukan di momen lebaran.
Padahal sebenarnya ada tips untuk masak santan yang aman dan tidak membahayakan tubuh, termasuk meningkatkan kolesterol untuk tubuh.
Penasaran bagaimana caranya?
Simak cara masak santan yang benar agar olahan berkuah santan bisa Anda santap tanpa was-was lagi.
Cara Masak Santan yang Benar
Ahli Gizi RS Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, S.Gz, menjelaskan santan termasuk bahan makanan sumber lemak.
Jadi jika dikonsumsi secara berlebihan, air perahan kelapa ini bukan tidak mungkin lama kelamaan bisa meningkatkan kadar lemak darah dan membuat kegemukan tentunya.
“Konsumsi santan secara berlebih tentu tidak dianjurkan,” kata Rista saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (27/4/2020).
1. Tidak dimasak lebih dari 3 menit
Dia menjelaskan santan sebenarnya masuk dalam kategori lemak baik. Santan kelapa mengandung asam lemak dan trigliserida yang mudah dibakar oleh tubuh.
Namun, cara memasak yang salah pada kenyataannya bisa bikin lemak pada santan berubah menjadi lemak jenuh.
Lemak jenis ini diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh, sehingga risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan berbagai risiko berbahaya lainnya juga meningkat berlipat ganda.
Salah satu cara memasak santan yang kerap keliru, yakni dimasak terlalu lama hingga mendidih.
Jadi, saran untuk mengolah santan yang baik adalah jangan dipanaskan terlalu lama jika untuk sayur.
“Santannya bisa dimasukkan terakhir dan jangan terlalu lama di panas. Misal, seperti masak sayur lodeh, jadi yang terakhir dimasukkan adalah santannya,” terang Rista.
Dia menganjurkan, memasak santan tidak dilakukan lebih dari 3 menit agar tidak menjadikan santan tersebut menjadi sumber lemak jenuh.
2. Tidak memanaskan makanan yang mengandung santan
Selain itu, Rista juga menyarankan masakan yang mengandung santan tidak dimasak atau dihangatkan berkali-kali.
Pasalnya, hal itu akan membuat makanan itu menjadi sumber lemak jahat.
“Apabila masakan yang mengandung santan dimasak berkali-kali akan menimbulkan lapisan minyak. Itulah yang menyebabkan masakan menjadi berbahaya,” jelas Rista.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
3. Dicampur dengan bahan lain yang berisiko timbulkan kolesterol
Terkait rumor konsumsi santan bisa memicu kolesterol tinggi, Rista menyebut, hal itu sebenarnya akibat dari pengolahan bersama bahan makanan lain yang tinggi kolesterol.
Misalnya saja, telur, daging, dan terutama jeroan. Penjelasan itu juga berlaku pada anggapan santan bisa bikin gemuk.
Dia memberi gambaran, sering mengonsumsi masakan bersantan yang dengan nasi porsi banyak jelas bisa memicu peningkatan berat badan pada seseorang. Hal itu dikarenakan, nasi mengandung karbohidrat dan gula.
“Misalnya lagi saat puasa ini makan cendol. Udah pakai santan, pakai gula merah juga. Jadi kandungan kalorinya pasti lebih banyak. Sementara, kalori berlebih pasti bikin gemuk,” jelas Rista.
Konsumsi santan saat puasa
Rista menambahkan, di bulan puasa Ramadhan, konsumsi santan sebaiknya diwaspadai oleh para penderita penyakit mag khususnya.
Menurut dia, bagi beberapa orang, makan makanan yang mengandung santan saat buka puasa atau saat perut kosong bisa memiliki efek samping membuat perih dan begah di perut.
“Santan sebenarnya enggak apa-apa dikonsumsi saat buka puasa asal bukan santan kental. Tapi, untuk penderita mag sebaiknya berhati-hati karena bisa bikin perih di perut,” jelas dia.
Konsumsi Santan untuk Membantu Mengontrol Berat Badan
Untuk mereka yang ingin menurunkan berat badannya, santan adalah pilihan terbaik.
Berkat konsentrasi tinggi serat makanan, santan dapat membantu menekan rasa lapar dan mencegah keinginan untuk makan makanan yang tinggi lemak.
Meskipun santan bukanlah makanan ajaib penurun berat badan, mengganti susu biasa dengan minuman santan dapat membantu Anda mengurangi kalori tanpa merasa kekurangan.
Dilansir dari Livestrong, Anda dapat memasukkan santan dalam makanan harian Anda, tapi jangan berharap santan rasanya seperti susu sapi perah.
Jika Anda tidak menyukai rasa santan biasa, gunakan santan sebagai pengganti susu saat memasak atau saat membuat smoothie.
Saat meminum segelas susu, minumlah susu skim dan gunakan juga susu skim dalam sereal Anda.
Alternatif lain adalah dengan mencampur kedua susu ini dan secara bertahap menambah jumlah santan saat Anda terbiasa dengan rasanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul 3 Cara Memasak Santan agar Tak Jadi Berbahaya untuk Kesehatan
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR