SajianSedap.com - Melinjo merupakan salah satu tanaman yang kerap dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia.
Dari mulai biji, daun, kulit melinjo bahkan hingga pohonnya semua bisa dimanfaatkan.
Yang paling umum digunakan adalah biji melinjo.
Biji melinjo sendiri kerap diolah menjadi emping untuk camilan.
Akan tetapi, emping ini kerap dituding jadi biang kerok asam urat.
Ya memang kandungan purin yang tinggi pada melinjo, membuatnya bisa sebabkan kadar asam urat tinggi jika dikonsumsi berlembihan.
Namun, siapa sangka, jika di Indonesia melinjo dihindari karena bisa membuat asam urat kumat, namun di Jepang penelitian telah dilakukan mengenai khasiat melinjo ini.
Tak tanggung-tanggung, melinjo bahka bisa menjadi bahan alami yang bisa mencegah penyakit berbahaya.
Lalu apa sebanrnya manfaat melinjo ini? simak ulasannya.
Manfaat Melinjo untuk Kesehatan
Siapa sangka melinjo yang kerap dituding jadi biang kerok asam urat, malah jadi bahan mujarab unutk mencegah penyakit.
Peneliti dari Universitas Jember, Tri Agus Siswoyo, menilai bahwa aktivitas antioksidan biji melinjo setara dengan vitamin C.
Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo.
Protein utamanya sangat efektif untuk menghabisi radikal bebas penyebab berbagai macam penyakit, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, penyempitan pembuluh darah, penuaan dini, hingga kanker.
Potensi besar yang terkandung di dalam sebutir biji melinjo atau Gnetum gnemon itu membuat Tri yakin melinjo adalah sumber protein fungsional yang cocok dijadikan suplemen makanan nutrasetikal (bahan pangan berkhasiat untuk kesehatan).
Termasuk untuk mencegah dan mengobati penyakit.
Apalagi biji melinjo mudah diperoleh.
Diakui hingga saat ini memang belum ada studi resmi tentang penggunaan protein biji melinjo sebagai sumber antioksidan.
Padahal, jika pemanfaatan peptida antioksidan dari hidrolisis biji melinjo ini berhasil, akan tersedia suplemen nutrasetikal yang murah dan bisa jadi alternatif yang aman.
Berbeda dengan di dalam negeri, Jepang sudah melirik potensi antioksidan dari biji famili Gnetaceae ini.
Hasil penelitian Tri tentang isolasi dan karakterisasi peptida antioksidan dari biji melinjo ini, membuatnya menjadi salah satu penerima dana riset dari Indonesia Toray Science Foundation, sebuah yayasan yang dibentuk perusahaan tekstil dan serat sintetis terbesar di Jepang.
Tidak heran jika melinjo kini mulai dikembangkan jadi bahan alani yang bisa dikonsumsi jadi suplemen.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan, melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman ginkgo biloba yang ada di Jepang.
Alasan ini pula yang membuat orang Jepang tertarik untuk mengembangkannya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Ginkgo adalah spesies pohon tertua yang telah tumbuh selama 150-200 juta tahun dan dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat.
Daun ginkgo juga punya sifat antioksidan kuat dan berperan penting dalam oksidasi radikal bebas penyebab penuaan dini dan pikun.
Namun, bukan sekadar tanaman purba yang membuat Tri tertarik meneliti tanaman yang tumbuh di Asia Tenggara ini, melainkan ketahanan melinjo terhadap penyakit, baik bakteri, jamur, maupun hama.
Selama dua tahun mengkaji melinjo, Tri sudah meneliti interaksi antara pati dan lipid pada biji melinjo, stabilitas protein melinjo terhadap panas dan kandungan phenolic, serta flavonoid sebagai sumber antioksidan.
Selain beberapa manfaat di atas, manfaat biji melinjo lain juga tidak bisa dipandang sebelah mata
1. Antimikroba alami
Sampai saat ini doktor biokimia dari Osaka Prefecture University, Jepang itu telah mengisolasi dua jenis protein yang menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi.
Dari seluruh bagian tumbuhan melinjo yang pernah diekstraknya, mulai dari daun, kulit batang, akar, sampai biji, Tri menemukan protein paling potensial dari biji.
Riset menunjukkan aktivitas antioksidan ini setara dengan antioksidan sintetik BHT (Butylated Hydroxytolune).
Dari dua fraksi protein itu, ditemukan fungsi lain melinjo sebagai antimikroba alami.
Itu artinya protein melinjo juga bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit yang disebabkan bakteri.
Peptida Gg-AMP yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif.
2. Camilan sehat
Untuk mendapatkan manfaatnya, melinjo dapat dimakan langsung dengan cara direbus dan dijadikan camilan, atau sebagai campuran sayur.
Hal itu juga diakui penggiat tanaman obat Pudji Rahayu dari Bekasi.
Ia sering memanfaatkan biji melinjo sebagai ramuan untuk menambah daya tahan tubuh.
“Caranya cukup dengan merebusnya, seperti merebus kacang atau dijadikan campuran sayur asam bersama daunnya. Orang memang belum banyak yang tahu kalau melinjo punya fungsi antioksidan, yang diketahui umumnya baru kandungan purinnya tinggi dan bisa menyebabkan asam urat,” paparnya.
Lalu bagaimana mengolah biji melinjo ini?
Bagaimana Cara Mengolah Melinjo untuk Kesehatan
Tidak rumit sebenarnya memanfaatkan biji melinjo.
Cukup dengan merebusnya, seperti merebus kacang, maupun menjadikannya campuran sayur asam atau sayur lodeh. '
Karena yang dimanfaatkan adalah bijinya, cara mengonsumsinya juga cukup mudah.
Bisa dimakan langsung (dijadikan makanan ringan atau kudapan) setelah kulitnya dikupas.
Memilih melinjo sebenarnya tidak ada patokan tertentu.
Semua jenis pada dasarnya dapat dimanfaatkan.
Jika Anda tidak ingin mendapatkan biji yang masih sangat lunak, bisa memilih melinjo muda dengan kulit yang berwarna hijau.
Sebaliknya, melinjo yang sudah tua berwarna kuning kemerah-merahan, bijinya agak sedikit keras.
Bila Anda memiliki kadar purin tinggi atau berisiko mengalami asam urat (gout), sebaiknya tidak terlalu banyak mengonsumsi melinjo.
Takaran normal konsumsi yang disarankan, cukup segenggam biji melinjo rebus dalam sehari.
Ingat, sebelum direbus, sebaiknya biji melinjo dicuci hingga benar-benar bersih.
Jadi melinjo ini tetap aman dikonsumsi.
Semoga infromasi ini bermanfaat!
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Biji Melinjo Tingkatkan Daya Tahan
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR