SajianSedap.com - Sedang asyik mengolah adonan mentah, timbul hasrat untuk mencicipi adonan tersebut.
Biasanya, Saselovers cicip adonan kue untuk menilai apakah rasa sudah tepat atau masih ada yang kurang.
Namun, ada juga yang tergoda dengan aroma harum dari adonan.
Lebih parahnya lagi, anak-anak di rumah pun juga kerap mencicip adonan kue yang belum matang.
Padahal, ada bahaya tersembunyi dari mencicipi adonan kue yang masih mentah loh, Saselovers.
Tak sepadan dengan rasanya, mencicipi adonan kue yang masih mentah picu penyakit fatal satu ini pada tubuh.
Bahaya mencicipi adonan kue mentah
Siapa sangka, kebiasaan mencicipi adonan kue mentah bisa memicu penyakit pada tubuh.
Hal ini berkaitan dengan bakteri E. coli dan Salmonella yang kemungkinan hidup dalam bahan kue.
Dilansir dari CDC, Minggu (28/11/2021), tepung mentah dapat terkontaminasi bakteri E.coli.
Efeknya bisa membuat seseorang keracunan.
Selain itu, telur mentah yang digunakan dalam adonan kue, memiliki kemungkinan mengandung Salmonella.
Sama seperti E. coli, Salmonella juga dapat menyebabkan keracunan.
Lalu, bagaimana cara mencegah adonan kue terkontaminasi bakteri E.coli dan salmonella?
Tak sepadan dengan resikonya
Bakteri-bakteri tersebut baru akan mati jika tepung dan telur dimasak hingga matang.
Meski adonan kue terasa lezat, tapi percayalah rasa tersebut tidak sepadan dengan risiko yang didapatkan jika mengalami keracunan.
Mengutip Grid Health, Orang yang mencicipi adonan kue mentah dan terinfeksi bakteri ini, akan merasakan mual, diare, hingga muntah.
Gejala tersebut akan dirasakan sekitar 6-48 jam setelah mengonsumsi makanan terkontaminasi.
Memang, penanganan yang cepat bisa membuat pasien keracunan pulih dengan cepat.
Namun, keracunan bakteri E.coli dan Salmonella sangat berbahaya untuk anak-anak dan lansia.
Selain itu, orang dengan daya tahan tubuh lemah juga bisa rasakan reaksi lebih keras dari keracunan bakteri ini.
Artikel ini telah tayang di Grid Health dengan judul Walau Menggoda Jangan Cicipi Adonan Kue Mentah Jika Tak Ingin Hal Ini Terjadi
KOMENTAR