SajianSedap.com - Pencinta mi ayok berkumpul.
Kali ini, ada artikel soal mi yang harus kalian tahu.
Ya, seperti diketahui, konsumsi mi di Indonesia memang cukup tinggi.
Bahan satu ini sering banget diolah jadi aneka hidangan hingga dimakan dalam bentuk mi instan kemasan.
Tapi walau rasanya enak, ternyata orang-orang dengan kondisi ini dilarang keras makan mi, lo.
Efeknya menyeramkan banget kalau masih gak nurut.
1. Penderita Obesitas
Faktanya, mi sebaiknya dihindari oleh penderita obesitas.
Pasalnya, antara mi dan nasi, mi lebih gampang bikin gemuk.
Baik mi dan nasi, keduanya sama-sama karbohidrat yang dibutuhkan yang bisa kamu pilih salah satu dalam sekali makan (sebaiknya tidak dimakan bersamaan, misalnya mi instan pakai nasi putih).
Satu bungkus mi instan biasanya besar porsinya bervariasi, yaitu sekitar 75-90 gram.
Jumlah kalori sebungkus mi pun akan berbeda-beda, umumnya sekitar 350-500 kalori.
Jika dilihat dari ukuran rata-ratanya, mi instan yang beratnya 85 gram mengandung:
- 460 kalori
- 18,8 gram lemak
- 9 gram protein
- 66 gram karbohidrat
Sedangkan jika kamu mengambil secentong penuh nasi putih atau sekitar 100 gram, maka kandungannya:
- 175 kalori
- 0,2 gram lemak
- 4 gram protein
- 40 gram karbohidrat
Dari nilai-nilai tersebut, jika keduanya sama-sama diolah tanpa tambahan minyak atau zat yang mengandung kalori lain, maka mi instan menjadi makanan yang lebih berat dibandingkan nasi.
Artinya, dengan jumlah porsi yang sama, sebungkus mi instan menyumbang lebih banyak jumlah kalori, lemak, dan karbohidrat untuk tubuh.
Dilansir dalam laman NHS UK, salah satu faktor yang membuat berat badan meningkat adalah konsumsi makanan yang tinggi kalori, khususnya lemak dan gula.
Berdasarkan nilai gizi yang sudah dibandingkan di atas, itu berarti mi instan bisa menumpuk kalori, lemak, dan gula yang lebih banyak dibanding nasi.
Maka, kemungkinan mi bisa meningkatkan berat badan lebih cepat.
2. Penderita Diabetes
Penderita diabetes terkadang merasa tersiksa karena tidak bisa mengkonsumsi makanan yang mereka inginkan.
Jenis santapan yang diinginkan pun kerap masuk dalam kategori yang dianggap 'tabu' untuk dikonsumsi penderita diabetes atau biasa disebut diabetesi.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Satu di antaranya adalah mi.
Seperti diketahui, diabetes adalah salah satu penyakit yang bisa disebabkan oleh konsumsi gula yang berlebihan.
Karena itu, sudah pasti konsumsi mi yang tinggi kandungan gula adalah larangan utama yang harus dihindari.
Selain itu, penderita diabetes juga harus menghindari jenis karbohidrat sederhana yang mudah diubah menjadi gula.
Makanan yang termasuk karbohidrat sederhana adalah nasi putih, kentang, dan mi.
3. Penderita Hipertensi
Penderita hipertensi ternyata juga disarankan menghindari konsumsi mi, terutama dalam hal ini mi instan.
Seperti diketahui, orang Indonesia paling sering mengonsumsi mi dalam bentuk mi instan.
Dikutip dari Kompas.com, Dokter spesialis gizi klinik di RS Hermina Ciputat, dr Dian Permatasari mengatakan, aturan untuk mengonsumsi mi instan setidaknya 1 sampai 2 kali dalam seminggu bagi mereka yang sehat.
Ia mengatakan, saat konsumsi mi instan baiknya memperhatikan kandungan garam atau sodium pada kemasan.
Sebab, satu bungkus mi instan mengandung garam atau sodium yang tinggi.
"Mi instan setiap kemasannya mengandung 300-400 kalori, hampir sama dengan makan nasi beserta lauk dan sayurnya. Seharusnya bisa menjadi pengganti makan besar, namun hati-hati dengan kandungan garam/sodium yang terlalu tinggi di setiap kemasannya," ujar Dian saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/10/2020).
Menurutnya, orang yang mengonsumsi kalori berlebihan akan berisiko obesitas.
Sedangkan, mereka yang terlalu banyak mengonsumsi garam akan berisiko meningkatkan tekanan darah.
Oleh karena itu, Dian mengimbau agar penderita yang memiliki riwayat hipertensi, penyakit jantung tidak disarankan untuk mengonsumsi mi instan.
Tidak hanya kandungan garam atau sodium saja yang tinggi, dalam satu porsi mi instan sangat sedikit mengandung protein.
"Selain itu juga kandungan gizi lain seperti protein rendah (dalam satu kemasan), sehingga tidak disarankan untuk mengonsumsi rutin," lanjut dia.
Cara Mencuci Lap Dapur Kotor dan Berminyak Bisa Kinclong Lagi Pakai Bahan Dapur Ini
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR