Siswi SMP Tewas Membusuk Di Gorong-gorong Sekolah, Sering Dibully 'Bau' Karena Sang Ibu Penjual Lotong sampai Tulisan Sebelum Meninggal
SajianSedap.com - Delis ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya di SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.
Mayatnya mengenakan seragam pramuka lengkap, berkerudung dan terdapat tas sekolah berisi identitas dan buku-buku sekolah.
Evakuasi jenazah Delis memakan waktu lama.
Sebab Tim Unit Identifikasi harus membongkar tembok beton saluran drainase tersebut.
Awal penemuan mayat itu sendiri berawal saat hujan dan air meluap ke jalan sehingga membuat warga curiga ada sampah yang menyumbat di drainase itu.
Saat kali pertama diketahui warga, baunya telah menyengat seperti bau bangkai tikus dan tercium sampai ke pemukiman warga di depan sekitar drainase tersebut.
Sebelumnya, korban sempat dilaporkan hilang tak pulang ke rumah oleh ibunya setelah pulang sekolah pada Kamis (23/1/2020) lalu.
Sampai akhirnya ditemukan mayatnya secara mengenaskan pada Senin (27/1/2020).
Hingga saat ini polisi masih menyelidiki penyebab kematian Delis.
Namun, korban pernah mengaku kepada keluarganya sering diejek "bau lontong" oleh teman-temannya di sekolahnya, lantaran sang ibu berprofesi sebagai pedagang lontong.
Baca Juga: Bau Mulut Bikin Malu dan Gak Pede? Konsumsi 4 Buah Ini Dijamin Ampuh loh!
Hal itu diungkapkan soleh kerabat korban Ade Munir (56), saat mendampingi ibu kandung korban di rumah sakit.
Menurutnya, korban dikenal sebagai anak yang senang di rumah dan jarang main sampai sore apalagi sampai tak pulang.
Berdasarkan keterangan ibunya, korban terlihat murung dan senang berdiam diri sebelum diketahui menghilang.
"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," jelas Ade.
Dinas Pendidikan Bantak Delis Korban Bullying
Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya membantah Delis Sulistina (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang tewas di gorong-gorong sekolahnya merupakan korban bullying.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi mengatakan, berdasarkan keterangan pihak sekolah sebutan bau lontong hanya candaan yang dilontarkan temannya ke korban.
"Kalau Delis dikatakan korban bullying itu tidak ya. Sesuai keterangan pihak sekolah oleh guru dan kepala sekolahnya mengatakan panggilan itu (bau lontong) ke korban hanya nama lain (alias atau nama samaran) selama ini. Soalnya ibunya menjual lontong," jelas Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi kepada wartawan di kantornya, Selasa (4/2/2020).
Dia mengaku, pihaknya telah mengawasi proses belajar mengajar di setiap sekolah.
Sehingga, kejadian bullying tidak pernah terjadi di Tasikmalaya.
Selain itu, para tenaga pengajar juga diharuskan untuk mengetahui kondisi muridnya selama di sekolah.
"Jadi guru harus tahu keadaan murid, apa ada perubahan atau tingkah lakunya selama ini di sekolah. Jadi bukan hanya tugas mengajar saja," kata dia.
Budiaman meminta kepada seluruh orangtua siswa SMPN 6 Tasikmalaya untuk tidak resah dengan kejadian tersebut.
Baca Juga: Ajaib! Tanpa Operasi, Batu Ginjal Ternyata Bisa Keluar Sendiri Hanya Dengan Konsumsi 5 Makanan Ini!
"Saya minta kepada orangtua siswa untuk tak resah dan gundah atas kejadian ini. Kami sudah sampaikan ke seluruh sekolah dasar dan menangah pertama di Kota Tasikmalaya, kalau hujan saat bubar sekolah murid-muridnya diawasi apakah sudah pulang ke rumah atau belum," pungkasnya.
Fakta Delis Sulistina, Si Periang yang Ingin jadi Polwan
Delis Sulistina (13), siswi Kelas VII SMPN 6 Tasikmalaya sempat menulis catatan berisi curahan hatinya (cuhat).
Catatan itu ia tulis saat lulus dari bangku Sekolah Dasar (SD) atau setahun sebelum gadis itu ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya.
Dari catatan tersebut terungkap beberapa fakta kisah Delis Sulistina semasa hidupnya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Baca Juga: Siapa Sangka Cuma dengan Minum Air Rebusan Kelapa, Tubuh Akan Rasakan 8 Hal Mencengangkan Ini!
1. Bercita-cita menjadi Polwan
Delis memiliki impian untuk menjadi seorang polisi wanita (polwan).
Ia pun memberi judul 'Cita-Citaku' pada catatan yang ditulisnya.
Delis mengaku, bercita-cita menjadi seorang polwan lantaran ingin membasmi kejahatan.
Di penggalan catatan itu, Delis menulis:
'Bila besar nanti saya ingin menjadi Polwan. Mengapa saya ingin menjadi Polwan karena saya ingin memberantas kejahatan dan kejahatan akan berkurang. Di SMP 6 Negeri saya akan belajar dengan tekun agar tercapai cita-cita saya saat besar nanti dan bila di kelas saya akan mendengarkan bila ibu guru menerangkan'
2. Tak ingin repotkan orang tua
Dalam catatan itu, Delis juga menulis alasannya meneruskan jenjang pendidikan ke SMP Negeri 6 Tasikmalaya.
Ia tidak ingin merepotkan orangtuanya.
'Setelah keluar dari SDN 2 Lewo, saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri bila diterima, Mengapa Saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri Kerena jaraknya dekat dari rumah dan tidak perlu buang-buang uang untuk biaya ongkos angkutan umum. Dan tidak perlu diberi uang yang banyak oleh orang tua cukup uang saku saja,' tulis Delis.
Sementara ibunda Delis, Wati Fatmawati (46) mengaku selama ini kondisi ekonomi keluarganya memang pas-pasan.
Wati mengatakan, berupaya membesarkan anaknya sendirian lantaran sang suami meninggalkan mereka.
Wati pun berjuang dengan menjadi seorang penjual lontong.
"Anak saya pun sempat ingin punya handphone tapi saya belum bisa membelikannya karena penghasilan saya hanya cukup untuk makan saja selama ini," katanya.
3. Ingin punya banyak teman
Pada catatan yang ditulisnya,
Delis ingin mendapatkan banyak teman.
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele! Ternyata Pahitnya Biji Duku Ampuh Sembuhkan Penyakit Ini, Intip Cara Raciknya
'Saya memilih ke SMP 6 Negeri karena saya ingin mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan ingin mendapatkan banyak teman-teman' tulisnya.
Namun kenyataannya, belum ada setahun bersekolah, Delis diduga menjadi korban bully di sekolahnya.
Ia menjadi murung sepekan sebelum ditemukan tewas.
Hal itu dikemukakan oleh seorang kerabat Delis bernama Ade Munir (56).
"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," kata Ade.
4. Siswi yang pintar
Delis menulis, jika diterima di SMP 6, ia akan rajin belajar.
Semangat belajarnya tertuang dalam catatan tersebut.
'Di SMP 6 Negeri saya akan belajar dengan tekun agar tercapai cita-cita saya saat besar nanti. Bila Bu Guru memberi tugas di rumah saya akan mengerjakannya dengan senang hati agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat'
Kecerdasan Delis diakui oleh Kepala Sekolah SMPN 6 Tasikmalaya, Nina Nartalina.
"(Delis) Salah satu siswa pintar dan sangat ceria saat berada di dalam kelasnya," kata Nina, Selasa (28/1/2020).
Baca Juga: Banyak Kecoa Berkeliaran di Dapur Anda? Coba Gunakan Bahan Alami Ini, Dijamin Ampuh Mengusirnya!
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR