SajianSedap.com - Pelawak ini sempat mendapat bayaran termahal di masanya.
Namun, sebelum meninggal ia harus menjadi tukang fotocopy demi sesuap nasi.
Siapa yang tak kenal dengan sosok Eddy Gombloh.
Aktingnya yang selalu berperan sebagai sosok yang lucu, mampu menghibur masyarakat Tanah Air di era tahun 80-an.
Tapi itu semua berbanding terbalik dengan sebelum dirinya meninggal.
Ia bahkan memilih tinggal di luar Jakarta untuk menghabiskan masa tuanya.
Ia pun juga merintis usaha di tempat ia tinggali saat itu.
Baca Juga: Wajib Makan Timun Sambil Menyantap Sate, Ternyata Ini Manfaatnya
Tinggal di kampung halaman
Sebelum meninggal, pasca-masa kejayaannya meredup, Eddy Gombloh , pelawak kawakan yang kerap berperan sebagai sosok orang bodoh dalam sejumlah film.
Dilansir dari Kompas.com, Ia bahkan memilih hidup sederhana di Tempel, Pekem, Sleman, Yogyakarta.
"Tahun 2006, saya pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Saya beli rumah di Pakem, Sleman, ini," ujar Eddy Gombloh, Selasa (7/7/2015).
Pilihannya untuk menghabiskan hari tua di Yogyakarta berawal ketika dia bersama rekan-rekannya memberikan bantuan untuk korban gempa Bantul pada 2006 silam.
Ketika melewati daerah Turi, Sleman, Gombloh merasakan suasana yang nyaman dan tenang.
Dia lantas menaruh harapan bahwa suatu saat akan tinggal di daerah itu.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Baca Juga: Sebuah Penelitian Buktikan Jus Buah Dapat Tingkatkan Risiko Kanker, Ini Alasannya
"Ya awalnya pengen, eh beneran dapat rumah di sini. Kesampaian juga tinggal di sini," ucapnya.
Dia mengakui bahwa memang Jakarta menjanjikan harapan untuk mendapatkan uang yang lebih besar bagi dirinya sebagai pemain film.
Namun, dia merasa masa kejayaannya sudah redup seiring order main film yang mulai sepi.
Dia pun memutuskan untuk menghabiskan masa tuanya di tempat kelahirannya di Yogyakarta.
"Sudah sumpek dan ingin tenang. Ya meski di sana menjanjikan, tapi kan saya sudah tua," ucapnya.
Usaha fotokopi
Di rumahnya saat ini, pelawak era 80-an ini tinggal bersama istrinya, Murtina Lubalu, dan anaknya, Ayu Adina.
Pelawak yang kerap beradu akting dengan aktor legendaris Indonesia, Benyamin Sueb, ini kini menekuni usaha fotokopi dan perkebunan salak.
Menurut Gombloh, dia sudah menyiapkan hari tuanya sejak jauh hari.
Baca Juga: Tips Membuat Empal Daging Agar Tidak Mudah Kering, Wajib Hindari Lima Kesalahan Berikut ini
Dari muda, dia sudah rajin menyisihkan penghasilannya untuk ditabung.
"Tahun 1980, satu episode saya dapat upah Rp 2 juta. Jumlah itu sangat besar kala itu. Sebagian besar saya tabung," katanya.
Bahkan, demi persiapan masa tuanya, lanjut Gombloh, kala banyak orderan main film, dia lebih memilih naik angkot menuju ke lokasi shooting.
Dia juga memilih hidup sehat dan sederhana meski kala itu menjadi artis film yang cukup terkenal.
"Saya tidak pernah gengsi. Daripada untuk sesuatu yang tidak berguna seperti rokok dan minuman, (penghasilan) lebih baik ditabung. Banyak teman yang honornya habis semalam untuk minum," tuturnya.
Dari hasil menabung itulah, Gombloh mampu membeli ruko di Jakarta untuk dikontrakkan lalu membeli rumah di Tempel, Sleman, serta membuka usaha fotokopi dan menanam salak.
"Meski penghasilan tidak banyak, jangan sampai (kita) menadahkan tangan," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pelawak Eddy Gombloh Habiskan Masa Tua di Kampung Halaman"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR