Sederhana, begitulah gambaran paling pas untuk kedai kopi susu satu ini.
Dari nama, konsep, hingga rasa kopinya, semua dibuat serba sederhana dan khas.
Nama Bu Lurah dipilih sebagai identitas kedai kopi yang mengusung konsep etnik dan tradisional.
Baca Juga : Menikmati Asrinya Taman Bungkul, Surabaya Sambil Nikmati Kuliner Lezat Khas Jawa Timur
“Kami pikir nama kedai kopi yang western sudah terlalu banyak. Maka, kami ingin sesuatu yang beda. Yang ramah di telinga orang Indonesia. Kami pilihalah Kopi Susu Bu Lurah,” terang co-founder, Erza Taufiqurrakhman.
Menurut Erza, Kopi Susu Bu Lurah pertama kali didirikan pada September 2017 di Setiabudi, Jakarta Selatan dan saat ini sudah memiliki 1 cabang lain di Fatmawati.
Kedua kedai memiliki konsep sama, mengedepankan kesan tradisional dengan memasang ornamen tempo dulu, seperti pigura, wayang kulit, dan botol-botol jamu.
Dalam sekejap imaji setiap pengunjung akan bernostalgia ke masa lalu.
Tradisionalitas ini lantas ditunjukkan juga pada cara penyajian kopinya, yang selalu didampingi sepiring kacang sukro dan rokok jagung yang khas dengan gaya ngopi ala Jawa tradisional.
“Kami tak hanya menghadirkan kopi, tapi juga experience. Jadi di kota besar seperti Jakarta, orang-orang masih bisa merasakan suasana ngopi seperti di kampung. Asri dan tradisional,” tutur Erza.
Baca Juga : Festival Jajanan Bango 2019, Tetap Menjaga Tradisi Warisan Kuliner Nusantara
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR