Sajiansedap.id - Diet puasa atau disebut juga dengan intermittent fasting merupakan salah satu metode untuk mengatur pola makan.
Orang yang melakukan intermittent fasting akan mengatur pola makan mereka dengan cara berpuasa pada waktu-waktu tertentu.
Intermittent fasting menjadi tren terbaru untuk menurunkan berat badan.
Banyak orang yang tertarik untuk mencoba diet ini, karena intermittent fasting bisa dibilang mudah dilakukan.
Intermittent fasting memperbolehkan pelakunya untuk menyantap makanan apa saja.
Nah, yang diatur dalam diet ini adalah waktunya, bukan makanan apa yang boleh atau tidak boleh disantap.
Meskipun menggunakan istilah puasa, selama melakukan intermittent fasting pelakunya boleh minum kapan saja.
Menurut sebuah penelitian yang terbit dalam Cell Stem Cell, intermittent fasting sanggup meningkatkan metabolisme.
Tak hanya itu, penelitian lainnya juga mengungkapkan manfaat intermittent fasting yang lebih dahsyat.
Baca Juga : Heboh Kisah Asmara Manohara dan Ardie Bakrie di Masa Lalu, Nia Ramadhani Justru Sibuk Lakukan Diet Ketat
Intermittent Fasting Diklaim Ampuh Cegah Diabetes
Melansir dari Kompas.com, sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal kesehatan BMJ Case menyebutkan bahwa intermittent fasting juga mampu mencegah penyakit diabetes tipe dua.
Kesimpulan awal ini dihasilkan dari penelitian terhadap tiga pasien diabetes yang melakukan intermittent fasting terencana dan dalam pengawasan dokter.
Hasilnya, intermittent fasting mampu mengurangi kebutuhan pasien akan insulin.
Selama ini pasien diabetes disarankan untuk aktif bergerak, menjaga pola makan, serta rutin memeriksa dan mengontrol gula darah.
Namun, nasihat ini ternyata sulit dijalankan oleh para pasien.
Sementara itu, konsumsi obat-obatan diabetes juga hanya mengatasi gejalanya, bukan penyakitnya.
Baca Juga : Mau Diet dengan Jus Sayuran? Catat Tips Ini Supaya Jus Sayuran Tidak Berbau Dan Tetap Lezat
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Lewat penelitian awal ini, tim peneliti ingin membuktikan apakah pola diet ini bisa berdampak positif bagi kesehatan orang diabetes.
Proses Uji Coba Intermittent Fasting
Peneliti melakukan uji coba praktik intermittent fasting pada tiga pria berusia 40 dan 67 tahun.
Mereka mengonsumsi obat diabetes dan juga insulin secara teratur, ketiganya juga diketahui menderita tekanan darah tinggi dan kolesterol.
Dua dari tiga pasien menjalani puasa selama 24 jam penuh, yaitu hanya makan malam dan baru makan lagi pada keesokan malam.
Puasa seperti ini biasanya diterapkan dua kali dalam seminggu.
Baca Juga : Punya Badan Ideal, Constance Wu 'Crazy Rich Asian' Bocorkan Cara Dietnya yang Masih Makan Junk Food!
Sementara itu, pasien ketiga berpuasa selama tiga hari dalam seminggu.
Selama masa puasa, pasien mengonsumsi minuman rendah kalori seperti, teh, kopi dan air, serta makanan rendah kalori di malam hari.
Pola makan seperti ini terus diulang selama 10 bulan oleh ketiga pasien.
Pada akhir penelitian, ketiga pasien itu dapat menghentikan injeksi insulin dalam waktu satu bulan setelah memulai jadwal puasa.
Bahkan, salah satu dokter menemukan pola makan ini berhasil menghentikan insulin dalam 5 hari pertama.
Kedua pasien juga dilaporkan mampu menghentikan obat diabetes.
Sementara itu, pria ketiga mampu mengurangi konsumsi obat diabetes dari empat butir menjadi satu.
Berat badan dan kadar gula dalam darah ketiga pasien ini turun.
Kendati demikian, perlu dicatat bahwa riset ini baru penelitian awal dan hanya dilakukan pada tiga orang.
Masih dibutuhkan penelitian lebih besar untuk menyimpulkan bahwa intermittent fasting aman dilakukan.
Baca Juga : Berharap Kurus, 7 Tahun Konsumsi Pil Diet, Seorang Wanita Malah Alami Hal Mengerikan Ini
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | Miyanti |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR