Namun, efek menguntungkan ini hanya berlaku sementara saja.
Ketika perut tidak terisi makanan dalam waktu lama, tubuh justru akan menyimpan lemak sebanyak mungkin untuk mencegah kita kelaparan.
Sebagai gantinya, tubuh mulai membakar glukosa yang tersimpan di otot.
Akibatnya, tubuh malah kehilangan massa otot, bukan timbunan lemak membandel.
Baca Juga : Gemar Merenovasi Dapur, Intip Gaya Wisata Kuliner Istri Dato Sri Tahir, Orang Terkaya di Indonesia!
Ini merupakan metode penurunan berat badan yang tidak ideal.
Pembakaran energi dari jaringan otot, bukannya lemak, dapat menyebabkan mudah merasa lemas dan lesu sepanjang hari, juga sulit berkonsentrasi.
Terlebih, perut kosong yang terlalu lama karena melewatkan sarapan bisa membuat kita makan dalam porsi banyak saat brunch.
Pasalnya, perut kosong mengirimkan sinyal ke otak untuk minta diisi.
Otak kemudian melepaskan hormon lapar ghrelin yang bisa meningkatkan nafsu makan dan meningkatkan penimbunan lemak dalam tubuh.
Ini juga bisa membatalkan efek penurunan berat badannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Sarapan Siang-Siang Itu Baik?",
Baca Juga : Seperti Julukannya, 'Buah dari Surga' Ini Mampu Atasi Ragam Penyakit Mematikan, Salah Satunya Kanker
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR