Mereka tidak makan apa pun kecuali daun pohon anggur lokal yang direbus untuk dibuat menjadi pasta hijau asam.
Fakta tersebut lantas membuat badan-badan bantuan internasional terperangah oleh tingkat penderitaan di sana.
Apalagi ketika pusat kesehatan utama di distrik Aslam dibanjiri puluhan anak-anak yang kurus kering.
Anak-anak balita tersebut sangat kurus, mata menonjol, dan duduk di bak cuci plastik yang digunakan dalam skala pengalihan saat para perawat menimbang mereka satu per satu.
Bahkan sanking kurusnya mereka, memiliki tungkai dan lutut yang melengkung.
Menurut perawat yang memeriksa kondisi mereka, kondisi anak-anak balita tersebut bisa dibilang sudah masuk tahap terburuk malnutrisi.
Fakta lain, setidaknya 20 anak diketahui telah meninggal karena kelaparan tahun ini.
Jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi, karena beberapa keluarga melaporkan kematian anak-anak mereka ketika mereka meninggal di rumah, kata para pejabat.
Di salah satu desa, seorang balita berusia 7 bulan, Zahra, menangis dan meminta makanan kepada ibunya.
Baca Juga : Presenter Marissa Anita Akui Sempat Derita Gangguan Makan, Tubuh Kurusnya Jadi Sorotan
Masalahnya adalah sang ibu juga menderita kekurangan gizi dan tidak dapat menyusui Zahra.
Lebih parahnya lagi dia tidak bisa membeli susu formula untuk anaknya.
“Sejak hari dia lahir, saya belum punya uang untuk membeli susu atau membeli obatnya,” kata ibu Zahra.
KOMENTAR