Sajiansedap.id- Anda pengggemar buah? Kalau ya, apakah Anda tahu ada aliran yang hanya makan buah saja untuk konsumsi tubuh?
Seorang perempuan bernama Tina Stoklosa mengaku bahwa dirinya tak makan apa pun selain buah-buahan selama lima tahun terakhir ini.
Diet ekstrem itu disebutnya telah membuatnya sangat bugar dan ia sangat puas!
Perempuan asal Warsawa, Polandia, yang berprofesi sebagai desainer interior ini pertama kali mencoba pola makan buah-buahan sebagai makanan penurun berat badan menjelang Natal 2013.
Tak lama kemudian, perempuan 39 tahun itu langsung mendapatkan hasilnya.
Meski begitu, ia merasa kesulitan jika harus tetap berada di rumah—karena banyak godaan untuk pergi makan “enak”.
Karena itulah ia memutuskan pergi ke Bali tiga tahun yang lalu.
Baca Juga : Hati-Hati Modus Kejahatan Baru, Pelakunya Sengaja Masukkan Jarum Ke Buah Stroberi
Tujuannya, untuk menemukan buah-buahan yang lebih eksotis, seperti dikutip dari Intisari Online.
Tak hanya menemukan buah-buahan yang ia butuhkan, Stoklosa juga menemukan tunangan. Simon Beun (26) dari Izegem, Belgia.
Rupanya, keduanya memang seiring sejalan soal makanan.
Tak sekadar tidak makan apa pun selain buah-buahan, mereka memutuskan untuk tidak menggosok gigi. Dan itu sudah berlangsung selama dua tahun.
Mereka juga menegaskan tidak akan kembali ke makanan “normal”.
Terkait pola makanan itu, Stoklosa mengaku senang dengan ukuran garis pinggangnya sekarang—yang sudah turun sekitar 30 kg.
Sekadar informasi, pasangan ini mengonsumi antara 2.000 hingga 4.000 kalori dan mengunyah hingga 30 pisang dalam satu hari—sembari memuaskan dahaganya dengan air kelapa muda.
“Saya sangat kelebihan berat badan ketika dewasa. Sering pergi ke pesta dan itu membuat saya menderita,” ujar Stoklosa, dilansir New York Post.
Baca Juga : Si Kecil Pasti Ketagihan Minta Dibuatkan Smoked Beef Corn Bread Saking Lezatnya
“Saat mencari resep green smoothie untuk pertama kalinya, saya menemukan seorang gadis yang hanya makan buah—saya juga menemukan komunitas online yang diet dengan cara ini dan menyebut diri sebagai fruitarians.”
Menurut keterangan Stoklosa, sebagian besar anggota komunitas itu terlihat sangat sehat dan punya begitu banyak energi.
Ia pun tergelitik dan memutuskan untuk melakukan pembersihan berat badan sebelum Natal 2013 selama seminggu hanya dengan makan buah
Setelah itu, Stoklosa merasa hidupnya telah berubah.
Ia merasa tubuhnya lebih ringan, lebih optimis, dan seolah-olah terbang tinggi dari permukaan tanah ketika berjalan.
“Diet ini sangat berharga, bahkan untuk kesehatan mental saya,” tambahnya.
Sementara itu, Beun yang sebelumnya seorang vegetarian mengaku tak kesulitan untuk berubah jadi seorang fruitarian.
Beun pertama mengenal Stoklosa dari akun Instagram-nya.
“Saya menjadi fruitarian hanya dalam waktu semalam. Saya merasa luar biasa dan kecepatan lariku meningkat pesat sehingga aku tak pernah melihat ke belakang,” akunya.
Baca Juga : [Video] Sajikan Sarapan Berbeda Tetapi Tetap Sehat dengan Resep Nasi Uduk Hijau Ini
Masih menurut New York Post, pasangan ini mengaku jalan yang mereka tempuh ampuh untuk menyembuhkan kanker, depresi, dan penyakit kronis lainnya.
Meskipun diet mereka tergolong tinggi gula—karena hanya mengonsumsi buah-buahan, mereka tidak pernah menyikat gigi selama dua tahun.
Menurut mereka, serat buah yang menyisa di sela-sela mulut mereka justru akan membersihkan tubuh mereka.
“Ketika Anda makan buah utuh, serat dalam buah akan membersihkan gigi Anda. Saya juga tidak menyikat gigi,” ujar Stoklosa.
“Ketika saya melakukan pemeriksaan setelah tiga tahun, dokter gigi memanggil dua rekannya dan menunjukkan kondisi gigi saya kepada mereka—yang dalam kondisi sangat baik sehingga mereka tidak percaya…”
Diet buah setiap hari, menurut mereka, bisa meningkatkan kualitas tidur, juga meningkatkan jumlah energi.
Selain itu, dengan makan buah setiap hari mereka juga merasa lebih terhubung dengan alam, dengan diri sendiri, dengan orang lain; dan merasa semakin muda setiap hari.
“Ini (makan buah setiap hari) menyembuhkan depresi, menyebuhkan begitu banyak penyakit mental, mengurangi kecemasan, menyembuhkan semua masalah pencernaan kronis. Ada ribuan orang yang mengaku bisa menyembuhkan kanker dengan diet ini,” aku Stoklosa.
Baca Juga : Lezatnya Tahu Sosis Fantasi Ini Sampai Buat Susah Tidur Malam Ini
Jika ada hal yang ingin Stoklosa katakan kepada seseorang untuk membuat perubahan (dalam diet) adalah:
“Makan buah untuk sarapan, dan Anda akan merasa lebih baik. Setelah Anda menguasainya, ganti makan siang Anda dengan buah juga. jika Anda punya penyakit serius untuk disembuhkan atau kelebihan berat badan, pertimbangkan pola makan buah-buahan selama 30 hari dan lihat hasilnya yang luar biasa!”
Pendapat Ahli
Walau demikian, para ahli mengatakan bahwa mengasup buah saja seperti para fruitarian tidaklah menyehatkan.
Apalagi, buah-buahan biasanya mengandung gula tinggi.
Tidak mengonsumsi sumber protein juga dianggap dapat memicu gangguan penyakit.
"Saya tidak merekomendasikannya. Pola makan ini bisa menyebabkan kurang gizi dan kelebihan serat bisa menyebabkan sakit perut. Mengganti air putih dengan jus buah juga berbahaya karena kandungan gula dalam jus sangat tinggi," kata Anna Daniels, ahli gizi seperti dikutip dari Kompas.com.
Daniels menjelaskan, penganut fruitarian bisa kekurangan nutrisi dan vitamin yang sangat penting untuk kesehatan kulit.
Juga kekurangan protein, kalsium, dan asam lemak, yang dibutuhkan untuk memperbaiki sel-sel dan tulang," katanya.
Kelebihan konsumsi buah juga berdampak pada gigi.
Baca Juga : Hindari 5 Jenis Makanan Ini Saat Sarapan, Bisa Sebabkan Sakit!
Buah-buahan mengandung gula tinggi, meski alami tapi gula tetaplah gula yang dapat merusak gigi.
Konsumsi gula yang berlebihan juga bisa meningkatkan risiko kanker dan mengganggu produksi kolagen sehingga membuat kulit cepat kendur.
"Buah sangat mengandung gula, dan gula mempercepat penuaan. Penganut fruitarian sebenarnya mendapatkan manfaat bukan dari apa yang mereka makan, tapi jenis makanan yang mereka hindari," kata Dr.Zoe Harcombe, ahli nutrisi.
Fruitarian memang tidak mengonsumsi tepung, alkohol, serta makanan yang diproses.
Namun, mereka kekurangan lemak yang baik dan protein.
Source | : | kompas,intisari |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR