Sajiansedap.com - Restoran bergaya kontemporer yang didirikannya itu terselip di antara deretan rumah-rumah lawas di kawasan Tirtodipuran, Yogyakarta. Namanya begitu tenar melalui mulut ke mulut para penikmat sajiannya. Mulai dari orang lokal hingga turis asing berdatangan dari manca negara hanya untuk menginjakkan kaki dan mencicipi karya sang chef asal Perancis ini di Yogyakarta.
Chef yang akrab disapa dengan panggilan Kamil ini sudah 5 tahun menetap di Yogyakarta. Ia begitu jatuh hati pada kota Gudeg sejak pertama kali menginjakkan kakinya di sana sekitar tahun 2008.
Keberaniannya hijrah ke Indonesia bukan dengan tangan kosong. Dibarengi dengan segudang pengalaman memasak yang dikantunginya selama berkelana dari resto ke resto ternama di Perancis, ia lantas mantap memilih Indonesia sebagai tempatnya berlabuh.
Lebih dari 12 tahun lamanya Kamil keluar masuk dapur berbagai resto beken di Paris. Setiap hidangan karya Kamil meninggalkan kesan mendalam mulai dari rasa, presentasi, hingga ketelatenan selama proses membuatnya. Tak heran jika melihat rekam jejak pengalamannya.
Sebelum memutuskan mendirikan resto sendiri, tercatat ia pernah menginjakkan kaki di La Table Du Sommelier. Beberapa media di Perancis pernah memuat profilnya seperti Thuries Magazine Gastronomie pada tahun 2006. Kamil juga pernah bekerja bersama Alain Ducasse, pemegang 21 bintang Michelin saat ia menjejakkan kaki di Plaza Athenee.
Jika memasuki dapurnya, tak tampak alat canggih seperti kebanyakan resto Perancis bergaris fine dining pada umumnya. “Saya menganut aliran konvensional dalam membuat setiap makanan,” tutur Kamil.
Mulai dari membuat brown stock, hingga pengasapan salmon, Kamil menerapkan metode tradisional untuk pengolahannya. “Lihat saja dapur saya, tak ada microwave dan alat-alat listrik lainnya selain kulkas,” tutur Kamil sambil tertawa.
Bahkan, suami Irma Massard-Combe ini juga tak menggunakan bahan instan atau serba powder yang ditawarkan banyak produsen makanan saat ini. Ia memilih sayuran segar yang baru dipetik setiap hari hingga membuat semua roti-roti andalannya dari nol. Sementara tungku kayu masih sangat akrab dipakainya untuk memasak di resto bergaya Perancis nan homey ini.
Kamil yang menghabiskan masa kecil hingga lulus sekolah perhotelan di Ferrandi School Perancis banyak memperkenalkan hidangan-hidangan istimewa asal orang tuanya di Yogyakarta.
Misalnya sang Ayah yang berasal dari Dauphine, tenggara Perancis, banyak memberi pengaruh pada hidangan gratin dauphinois yang disajikan Kamil di restonya.“Saya sajikan tanpa keju, namun dengan citarasa yang masih asli,” tuturnya.
Lalu sang ibu yang berasal dari Jura di Timur Perancis, justru banyak mempengaruhi Kamil dalam menyajikan hidangan serba keju yang menawan. Saya gunakan sekitar 7 macam keju di sini,” tuturnya.
Setiap hari Kamil sibuk di dapur, sekaligus sesekali keluar menyambut tamu yang datang dan tengah menikmati hidangannya. Ia memunculkan menu khusus yang berubah setiap harinya sebagai kejutan bagi para tamu.
Chef Camille Massard-Combe
Owner Resto Mediterranea, Yogyakarta
KOMENTAR