SajianSedap.com - Nasi Padang jadi salah satu makanan yang cukup digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Bahkan Anda bisa menemukan dengan mudah warung makan Padang di sudut daerah Anda.
Namun tahukah Anda, jika warung makan Padang asli ternyata ada sistem unik untuk menjalankan usaha ini.
Ada sebuah sistem yang dinamakan sistem Mato.
Sistem ini rupanya merupakan sistem yang diterapkan dalam warung makan Padang atau restoran Padang asli.
Lantas sistem seperti apa ini?
Mengutip berbagai referensi, Sistem Mato adalah sistem bagi hasil antara pemodal atau investor dengan mereka yang terlibat langsung dalam operasional bisnis sehari-hari.
Pembagian keuntungan atau bagi hasil antara pihak pemodal dan pihak yang mengelola bervariasi, tergantung pada hasil kesepakatan.
Namun umumnya 50:50, 55:45, 45:55 dan seterusnya sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
Pun jika mengalami kerugian, ada persentase yang juga disepakati.
Misalnya jika restoran rugi, pihak pemodal akan menanggung persentase yang lebih besar lantaran karyawan yang menjalankan usaha sudah melakukan pekerjaan yang lebih keras, sehingga akan semakin terbebani jika menanggung kerugian lebih besar.
Baca Juga: Perbedaan Peras Santan dengan Air Panas dan Air Dingin, Langsung Tahu Setelah Baca ini
Mato sendiri dalam Bahasa Minangkabau berarti poin.
Mato digunakan sebagai dasar menghitung pembagian keuntungan ke masing-masing karyawan yang dilakukan setiap 100 hari sekali.
Ini berbeda dengan sistem gaji atau upah bulanan.
Poin setiap karyawan yang terlibat-sehari-hari dalam operasional restoran berbeda-beda dan tergantung pada "jabatan" yang dipegang.
Poin tertinggi dipegang oleh juru masak karena mereka yang paling menentukan kualitas dan cita rasa masakan.
Di tangan juru masak inilah, bisnis restoran padang ditentukan.
Koki yang andal akan mampu menarik pelanggan datang kembali.
Kemudian berurutan adalah bagian keuangan (kasir kepala dan beberapa kasir), dan pelayanan atau palung.
Pada bagian keuangan rumah makan padang umumnya terdiri dari satu kasir kepala dan beberapa asisten kasir.
Bagian ini memiliki tugas menerima pembayaran dari konsumen, serta melakukan pembayaran atas belanja yang dilakukan.
Bagian terakhir yaitu unit pelayanan atau “palung” dalam istilah Minangkabau merupakan karyawan yang bertugas melayani pesanan, menata dan menyajikannya di meja, menjaga meja makan dan peralatan makan tetap bersih dan rapi, dan menjaga kebersihan ruangan.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Noda Kunyit pada Baju Agar Bisa Hilang Seluruhnya
Sementara itu mengutip Wikipedia, sistem perhitungan mato untuk pihak yang terlibat dalam operasional sehari-hari adalah sebagai berikut:
Koki kepala: 6,0 – 7,0 mata/poin
Koki I: 4,0 – 5,0 mata/poin
Koki II: 2,0 – 3,5 mata/poin
Kasir kepala: 5,0 – 5,5 mata/poin
Kasir: 3,0 – 4,0 mata/poin
Palung: 4,0 – 4,5 mata/poin
Pelayan: 3,0 – 3,5 mata/poin
Cuci piring: 2,0 – 2,5 mata/poin
Besar kemungkinan hal inilah yang membuat pekerja di restoran atau warung makan Padang bertahan karena sistem Mato ini membuat mereka bersemangat untuk bekerja.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mau Buka Restoran Padang? Pahami Dulu Sistem Mato
Baca Juga: Manfaat Menambahkan Baking Soda saat Masak Sayur, Ibu-ibu Pasti Syok Lihat Kondisi Meja Dapur
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR