SajianSedap.com - Saat bulan puasa, ada makanan wajib yang kita konsumsi dan ada juga yang sebaiknya dijauhi.
Salah satunya kurma.
Kurma menjadi makanan yang wajib disarankan untuk disantap saat sahur dan berbuka puasa.
Lalu, makanan apa yang harus dipantang saat berpuasa?
Ya, jika ada makanan atau minuman yang sebaiknya diprioritaskan, tentu ada jenis makanan yang
sebaiknya dikurangi atau pola makan yang sebaiknya dihindari.
Apa saja?
Berikut empat di antaranya.
Selama puasa kita biasanya makan kurma, kolak, minuman manis, atau cemilan.
Semua ini adalah sumber karbohidrat.
Karena itu selama Ramadan, porsi nasi dan gula mestinya kita kurangi.
Harus lebih sedikit daripada hari-hari biasa.
Jika porsi karbohidrat tidak dikurangi, kemungkinan besar puasa kita tidak akan sampai membakar timbunan lemak.
Baca Juga: Ini Dia Cara Membuat Bakwan Jagung untuk Berbuka Puasa yang Renyah Tahan Lama, Bikin Susah Move On!
Sumber karbohidrat selain nasi pun sebaiknya kita makan secukupnya saja.
Ambil contoh, satu hingga tiga buah kurma saat berbuka sudah cukup untuk memenuhi anjuran agama.
Tak perlu banyak-banyak.
Begitu pula dengan kolak atau es.
Satu mangkuk kecil atau satu gelas kecil mestinya sudah cukup.
Lebih baik porsi karbohidrat kita ganti dengan air, sayur, atau buah.
Setelah berpuasa seharian penuh, sebetulnya perut kita sudah beradaptasi dengan kebiasaan baru, yaitu menerima makanan dalam jumlah sedikit.
Produksi enzim cerna juga menjadi lebih sedikit karena ikut menyesuaikan diri.
Jika pada saat berbuka ternyata kita makan banyak, tak hanya semangkuk kolak tapi juga segenggam kurma plus sepiring penuh nasi, masa adaptasi ini bisa kacau lagi.
Enzim cerna sangat mungkin akan kewalahan mengimbangi masuknya makanan.
Kondisi inilah yang sering kita alami dalam bentuk perut begah akibat kebanyakan makan saat berbuka.
Makan dua kali dengan porsi sedikit-sedikit jauh lebih baik daripada makan sekali dalam jumlah
besar.
Karena itu setelah makan pembuka, misalnya kolak, sebaiknya kita tidak langsung makan besar.
Beri jeda waktu seperempat sampai setengah jam agar makanan pembuka dicerna lebih dulu.
Pada umumnya makanan membutuhkan waktu setidaknya belasan menit untuk memberi efek
kenyang.
Jika kolak atau kurma belum mengirimkan sinyal kenyang ke otak tapi kita sudah mengambil piring, kita akan cenderung makan lebih banyak dari yang kita butuhkan.
Ketika puasa, saluran cerna kita menjadi lebih sensitif.
Sebaiknya kita tidak mengganggunya dengan makanan yang mengiritasi, terutama ketika berbuka puasa.
Makanan atau minuman pengiritasi misalnya makanan pedas, sangat asam, atau minuman bersoda.
Bagi sebagian orang, makanan pemicu gas seperti kubis, sawi, atau pare pun sebaiknya dihindari jika memang perutnya sensitif.
Pada saat sahur, hindari minum kopi atau teh kental karena kandungan kafeinnya akan merangsang pengeluaran air kecil. Ini akan membuat tubuh mengalami dehidrasi di siang hari.
Teh boleh saja diminum saat sahur asal bukan teh kental.
Suhunya pun sebaiknya tidak panas, cukup hangat saja.
Sebab, makin panas suhunya, kafein yang terserap makin banyak dan efek perangsang kemihnya juga makin kuat.
Itulah yang wajib dipantang saat Anda sedang berpuasa.
Hal ini bisa Sase Lovers terapkan mulai hari ini, ya!
Baca Juga: Jangan Salah Pilih! Agar Puasa Kuat Seharian Tanpa Lemas, Perhatikan Makanan yang Dikonsumsi
KOMENTAR