Makan dua kali dengan porsi sedikit-sedikit jauh lebih baik daripada makan sekali dalam jumlah
besar.
Karena itu setelah makan pembuka, misalnya kolak, sebaiknya kita tidak langsung makan besar.
Beri jeda waktu seperempat sampai setengah jam agar makanan pembuka dicerna lebih dulu.
Pada umumnya makanan membutuhkan waktu setidaknya belasan menit untuk memberi efek
kenyang.
Jika kolak atau kurma belum mengirimkan sinyal kenyang ke otak tapi kita sudah mengambil piring, kita akan cenderung makan lebih banyak dari yang kita butuhkan.
Ketika puasa, saluran cerna kita menjadi lebih sensitif.
Sebaiknya kita tidak mengganggunya dengan makanan yang mengiritasi, terutama ketika berbuka puasa.
Makanan atau minuman pengiritasi misalnya makanan pedas, sangat asam, atau minuman bersoda.
Bagi sebagian orang, makanan pemicu gas seperti kubis, sawi, atau pare pun sebaiknya dihindari jika memang perutnya sensitif.
Pada saat sahur, hindari minum kopi atau teh kental karena kandungan kafeinnya akan merangsang pengeluaran air kecil. Ini akan membuat tubuh mengalami dehidrasi di siang hari.
Teh boleh saja diminum saat sahur asal bukan teh kental.
Suhunya pun sebaiknya tidak panas, cukup hangat saja.
Sebab, makin panas suhunya, kafein yang terserap makin banyak dan efek perangsang kemihnya juga makin kuat.
Itulah yang wajib dipantang saat Anda sedang berpuasa.
Hal ini bisa Sase Lovers terapkan mulai hari ini, ya!
Baca Juga: Jangan Salah Pilih! Agar Puasa Kuat Seharian Tanpa Lemas, Perhatikan Makanan yang Dikonsumsi
KOMENTAR