Waktu memasak ini dimulai dari usai sholat Dzuhur hingga adzan Ashar berkumandang. Pengurus Masjid Jami Pekojan, Muhammad Basrin mengatakan, Bubur India menjadi makanan khas setiap Bulan Ramadhan yang dibagikan secara gratis ke warga.
"Ini sudah jadi tradisi," jelasnya saat ditemui kompas.com di lokasi, Selasa (19/3/2024).
Setiap harinya, dia memasak 600 mangkok bubur yang diberikan kepada warga setempat maupun warga yang sengaja datang ke Masjid tersebut.
Dalam sehari, untuk membuat bubur India dapat menghabiskan 20 kilogram beras. Hal itu akan terus dilakukan selama Bulan Ramadhan selesai.
Dia menjelaskan, sampai saat ini resep Bubur India tak pernah berubah. Resep tersebut turun-temurun yang dibawa dari Gujarat.
Tradisi membagikan Bubur India di Masjid Jami Pekojan juga sudah berlangsung ratusan tahun. Hal itu membuat masjid tersebut mempunyai makna tersendiri.
Penyajian Bubur India untuk buka puasa sendiri berawal dari kebiasaan para pendiri Masjid Jami Pekojan yang berasal dari Gujarat.
Dahulu, penduduk sekitar menyebut mereka sebagai orang-orang India. Mereka punya kebiasaan mengawali berbuka puasa dengan makan bubur sehingga muncul penyebutan nama Bubur India.
"Nama Bubur India cuma penyebutan saja," pungkasnya.
Pembagian bubur secara gratis tersebut konon menjadi perekat antaretnis di Kampung Pekojan.
Setidaknya ada empat etnis yang hidup wilayah tersebut yaitu Jawa, India, Arab dan China.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Berburu Bubur India di Masjid Pakojan Semarang, Kuliner yang Hanya Ada Saat Ramadhan
Baca Juga: Bukan Pisang, Kolak Ayam Jadi Buruan Menu Takjil di Gresik, Cara Buatnya Unik
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR