Pengaruh dari budaya Cina, India, Arab, dan Eropa dalam perdagangan rempah-rempah juga memberikan warna tersendiri dalam pengembangan hidangan ini.
Tak cuma di Ambon, setiap daerah memiliki variasi sendiri dalam penyajian ikan kuah kuning.
Misalnya, di Jawa, bisa ditemukan versi "ikan kuah kuning Jawa" yang menggunakan bumbu khas daerah, sementara di Sumatera, variasinya mungkin lebih pedas dan kaya rempah.
Selain bumbu-bumbu khas, hidangan ini juga seringkali menggunakan bahan tambahan seperti santan kelapa untuk memberikan kekayaan rasa dan tekstur lembut pada kuahnya.
Daun-daun segar seperti daun jeruk purut atau daun kemangi juga dapat digunakan untuk meningkatkan aroma.
Dengan perkembangan globalisasi, hidangan ikan kuah kuning juga menemukan tempatnya di luar Nusantara.
Restoran-restoran di berbagai belahan dunia menyajikan variasi olahan ikan kuah kuning, seringkali dengan modifikasi bumbu dan bahan-bahan lokal.
Secara keseluruhan, ikan kuah kuning bukan hanya sekadar hidangan lezat, tetapi juga mencerminkan kekayaan warisan budaya dan sejarah perdagangan rempah-rempah di wilayah Nusantara.
Sudah siap menyajikan menu apa untuk Natal nanti Sase lovers?
Baca Juga: Sejarah Spekkoek atau Roti Lapis Legit, Terkenal Tapi Ternyata Bukan Asli dari Indonesia
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
KOMENTAR