Suatu hari akhirnya dia menikah dengan Awang Gading hingga memiliki anak.
Meski memiliki anak, Dayang Kumunah tidka terlihat bahagia karena doa tidka pernah tertawa.
Akhirnya ia diminta tertawa untuk anaknya oleh sang suami.
Namun setelah tertawa ia, justru insang muncul di lehernya.
Seketika ia melarikan diri dan menyeburkan tubuhnya di sungai.
Ia pun tak pernah kembali lagi.
Tubuh ikan patin yang tak bersisik pun disebutkan seperti kulit Dayang Kumunah yang mulus dan halus.
Karena itu, hingga kini masyarakat Melayu khususnya di Serawak banyak yang mempercayai hal ini dan tidak mengonsumsi ikan patin.
Selain itu dilansir dari rjfahuinib.org, di wilayah Siju Kabupatin Banyuasin, Sumatera Selatan, sebuah keyakinan yang berkembang di masyarakat.
Bagi masyarakat Siju ikan Patin dipercayai sebagai jelmaan nenek moyang, sehingga terdapat mitologi terhadap Ikan Patin.
Jangankan memakan, menyebutnya saja dipandang tabu.
Baca Juga: 4 Cara Memilih Ikan Asap Berkualitas Baik, Pastikan Pilih yang Warna Kulitnya Seperti Ini
Karena itu ada bentuk penghormatan tersendiri yang dilakukan masayrakat Siju terhadap Patin.
Dilihat dari sisi sains, memang beberapa penelitian menunjukkan bahwa ikan patin dapat mengandung zat berbahaya, seperti polutan organik persisten (POP) dan senyawa beracun lainnya.
Namun Anda tak perlu khawatir, tentu dampak yang ditimbulkan jika Anda mengonsumsi dalam jumlah banyak dan secara terus menerus.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR