SajianSedap.com - Sering diminum orang Indonesia tapi banyak yang belum tahu sejarah jamu.
Minuman yang baru saja dinobatkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya takbenda ini memang sudah sejak lama jadi minuman asli Indonesia yang kaya manfaat.
Coba ingat kembali kapan Anda pertama kali minum jamu?
Bisa jadi saat Anda diberikan oleh nenek Anda bukan.
Berbagai jenis jamu populer seperti kunyit asam, beras kencur, pahitan, uyup-uyup dan masih banyak lagi bisa dengan mudah Anda temukan.
Masing-masing jenis jamu tentu memiliki manfaat dan khasiatnya sendiri.
Meski dikenal sebagai minuman khas Indonesia, nyatanya masih banyak masyarakat yang belum tahu mengenai sejarah jamu loh.
Lantas bagaimana sejarah kemunculan minuman berkhasiat dari rempah ini?
Dikutip dari laman Kemendikbud, suatu teori menyatakan bahwa “jamu” terbentuk dari gabungan kata ‘Jawa’ dan ‘ngramu’ (yang memiliki arti mencampur atau mengumpulkan), dan secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai “ramuan yang dibuat oleh orang Jawa” atau “ramuan yang berasal dari Jawa”.
Jamu, diduga berasal dari Kerajaan Mataram
Masyarakat Indonesia sejak zaman Kerajaan Mataram hingga kini masih menggunakan jamu.
Baca Juga: Fakta Menarik Mi Gomak, Kuliner Khas Sumatera Utara yang Dijuluki 'Spageti Batak'
Minuman khas Indonesia ini telah menjadi kebanggaan tersendiri seperti halnya dengan Ayurveda dari India dan Zhongyi dari Cina.
Ayurveda sendiri merupakan sistem pengobatan alami dari India yang disebut sebagai sistem pengobatan tertua di dunia.
Nah jamu ini layaknya Ayurveda namun asli dari Indonesia.
Di jaman Mataram,perempuan lebih berperan dalam memproduksi jamu, sedangkan pria berperan mencari tumbuhan herbal alami.
Melansir dari Indonesia.go.id, fakta itu diperkuat dengan adanya temuan artefak Cobek dan Ulekan –alat tumbuk untuk membuat jamu.
Artefak itu bisa dilihat di situs arkeologi Liyangan yang berlokasi di lereng Gunung Sindoro, Jawa Tengah.
Selain artefak Cobek dan Ulekan, ditemukan juga bukti-bukti lain seperti alat-alat membuat jamu yang banyak ditemukan di Yogyakarta dan Surakarta, tepatnya di Candi Borobudur pada relief Karmawipangga, Candi Prambanan, Candi Brambang, dan beberapa lokasi lainnya.
Konon, di zaman dulu, rahasia kesehatan dan kesaktian para pendekar dan petinggi-petinggi kerajaan berasal dari latihan dan bantuan dari ramuan herbal.
Seiring perkembangannya, tradisi minum Jamu sempat mengalami penurunan.
Tepatnya saat pertama kali ilmu modern masuk ke Indonesia.
Saat itu kampanye obat-obatan bersertifikat sukses mengubah pola pikir masyarakat Indonesia sehingga minat terhadap Jamu menurun.
Baca Juga: Mengulik Asal-usul Se'i, Kuliner Khas Timor yang Kini Menjamur di Indonesia
Selain soal standar atau sertifikat, khasiat dari Jamu pun turut dipertanyakan.
Pada masa penjajahan Jepang, sekitar tahun 1940-an, tradisi minum kamu kembali populer karena telah dibentuknya komite Jamu Indonesia.
Dengan begitu, kepercayaan khasiat terhadap jamu kembali meningka.
Jamun sendiri biasanya dijual secara tradisional.
Di daerah Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah, diyakini sebagai salah satu pusat tradisi jamu.
Di kota ini pula wanita penjual jamu yang disebut ‘Mbok Jamu’ berasal.
Berjalannya waktu, penjualan jamu pun menyesuaikan dengan teknologi, diantaranya telah banyak dikemas dalam bentuk pil, tablet, atau juga bubuk instan yang mudah diseduh.
Saat itu berbenturan dengan menurunnya kondisi pertanian Indonesia yang mengakibatkan beralihnya ke dunia industri termasuk industri Jamu.
Tahun 1974 hingga 1990 banyak berdiri perusahaan jamu dan semakin berkembang.
Pada era itu juga ramai diadakan pembinaan-pembinaan dan pemberian bantuan dari Pemerintah agar pelaku industri Jamu dapat meningkatkan aktivitas produksinya.
Selain itu, jamu juga dipercaya berasal dari dua kata Jawa Kuno, Djampi yang bermakna penyembuhan dan Oesodo yang bermakna kesehatan.
Istilah Jamu diperkenalkan ke publik lewat orang-orang yang dipercaya punya ilmu pengobatan tradisonal.
Mesti tak bersetifikat, khasiat Jamu telah teruji oleh waktu secara turun-temurun digunakan sebagai obat tradisional.
Sehingga hingga saat ini, minuman berkhasiat khas Indonesia ini selalu terjaga keberlangsungannya.
Warisan nenek moyang yang tetap dijaga sampai kapan pun.
Nah sekarang Sase Lovers sudha tahu kan sejarah jamu seperti apa.
Yuk lestarikan jamu sebagai salah satu warisan budaya takbenda yang harus dijaga dan dilestarikan.
Baca Juga: Resep Ayam Pelalah, Kuliner Khas Lombok Super Sedap Favorit Keluarga
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR