Dua anak Surbeck sempat diungsikan ke Eropa sehingga mereka selamat.
Meski tanpa kehadiran keluarga Surbeck, NV Ijs Fabriek Siantar tetap beroperasi.
Tanjung dan kawan-kawannya tetap mengelola usaha itu hingga kemudian salah satu anak Surbeck, yaitu Lydia Rosa, kembali ke Pematang Siantar pada tahun 1947.
Di kota itu Rosa menikah dengan seorang pria Belanda bernama Otto.
Otto kemudian mengelola usaha ini hingga tahun 1959.
Gonjang-ganjing di Tanah Air yang disertai isu nasionalisasi aset pada tahun itu menjadikan Otto menyerahkan pengelolaan NV Ijs Fabriek Siantar kepada Tanjung.
Sampai tahun 1963, Otto dan Rosa masih berada di Indonesia hingga kemudian mereka keluar dari Indonesia menuju Swiss.
Sejak saat itu Tanjung mengelola sepenuhnya usaha ini.
"Saat mengelola usaha ini saya berkenalan dengan Julianus Hutabarat. Ia juga seorang pengusaha. Saya sempat menceritakan kemungkinan pembelian NV Ijs Fabriek Siantar," tutur Tanjung.
Hutabarat yang bersama saudara-saudaranya telah memiliki usaha dengan nama Barat Trading Company ternyata berminat.
Tanjung kemudian menyampaikan hal itu kepada Otto.
Baca Juga: Sejak Kecil Selalu Dimakan, Nama Jajanan Khas Indonesia Ini Ternyata Singkatan! Ada yang Sudah Tahu?
KOMENTAR