Nama Seruit berasal dari kata ‘Nyeruit’, yang artinya dilakukan bersama-sama.
Hal ini menggambarkan masyarakat Lampung yang memiliki nilai kebersamaan tinggi.
Seperti masyarakat daerah lainnya di Indonesia, masyarakat Lampung adalah masyarakat yang gemar berkumpul dan bersilaturahmi, baik keluarga maupun antar tetangga.
Secara kultural, Lampung memiliki dua masyarakat adat, yakni Lampung Sai Batin dan Lampung Pepaduan.
Kedua masyrakat adat ini sama-sama memiliki kebiasaan berkumpul.
Saat berkumpul ini diperlukan makanan yang bisa dinikmati bersama-sama, dan yang biasa disajikan adala Seruit.
Bagi masyarakat Lampung Pepaduan, Seruit adalah makanan pokok yang harus selalu ada.
Dalam pembuatan Seruit, ikan yang biasanya digunakan adalah ikan sungai seperti ikan belida, baung, dan layis.
Sebelum dibakar atau digoreng, ikan diberi bumbu seperti bawang putih, garam, kunyit, dan jahe yang telah dihaluskan.
Kemudian ikan pun dibakar atau digoreng selama kurang lebih 10 menit.
Setelah matang, ikan dilumuri lagi dengan kecap manis dan campuran bumbu tambahan dari bawang putih, garam, dan ketumbar.
Baca Juga: Makna dan Filosofi Tersembunyi di Roti Buaya, Pantas Selalu Jadi Hantaran Wajib Nikahan Adat Betawi
Source | : | Kompas,Bobo |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR