SajianSedap.com - Kangkung jadi salah satu sayuran yang laris manis.
Bahkan satu ikatnya saja harganya cuma Rp 5 ribu saja.
Hanya saja, terkadang kualitas yang didapat terasa kurang.
Ditambah lagi banyak daun kangkung yang sudah lepas dari batangnya.
Maka tak ada salahnya kita mencoba menanam sendiri di rumah.
Bahkan kurang dari satu tahun kita sudah bisa panen, loh.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (2/6/2023), berikut cara menanam kangkung di halaman rumah.
Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah dengan kedalaman 20 sampai 30 cm dan dibiarkan selama 7 sampai 10 hari.
Setelah pengolahan tanah pertama dilanjutkan pengolahan tanah kedua yang sekaligus dihaluskan dan diratakan, kemudian ditaburkan pupuk kandang dan pupuk NPK.
Pembentukan bedengan untuk tanaman kangkung dapat dilakukan dengan ukuran lebar 4 meter, panjang 30 meter, tinggi bedengan 15 sampai 20 cm dan jarak antar bedengan 40 sampai 50 cm dengan membuat selokan.
Ukuran tersebut dapat disesuaikan, tergantung keadaan lahan yang tersedia.
Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan pembuangan air yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan dan kegiatan lain.
Bedengan ukuran di atas adalah yang selalu dilakukan petani.
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara ditugal, yang berjarak 10 x 10 cm, sedalam sekitar 5 cm.
Setiap lubang diisi 3 sampai 4 biji. Kemudian, lubang ditutup dengan cara disapu, lalu disiram.
Setelah tiga hari siap ditanam benih akan tumbuh.
Penanaman kangkung darat dilakukan pada sore hari yaitu jam 16.00 sampai 18.00.
Hal ini bertujuan agar benih setelah ditanam tidak langsung mendapat udara kering sehingga benih cepat berkecambah.
Pemupukan untuk tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar, yaitu pupuk kandang dan pupuk NPK, yang diberikan seminggu sebelum tanam setelah selesai pembuatan bedengan.
Pupuk urea diberikan pada umur 14 sampai 15 hari atau dua minggu setelah tanam.
Pemberian pupuk urea dicampur dengan air kemudian disiram pada pangkal tanaman dengan ember penyiram, dilakukan pada sore hari.
Pupuk urea diberikan hanya sekali dengan cara dilarutkan dalam air lalu disiram pada tanaman kangkung.
Perlu diperhatikan agar pada waktu menebar pupuk jangan sampai ada butir pupuk yang tersangkut atau menempel pada daun, sebab akan menyebabkan daun layu.
Untuk itu setelah dipupuk harus disiram.
Agar tanaman kangkung dapat berproduksi secara memuaskan, perlu dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman kacang tanah, kacang hijau, kacang buncis, kecipir atau ketimun.
Namun yang selalu dilakukan petani adalah setelah kangkung ditanam bayam atau sawi, kemudian bayam atau sawi lagi, lalu kemudian ditanam lagi kangkung.
Penanaman kangkung rotasi keempat ini tidak diberi pupuk.
Penyiangan dilakukan bila terdapat rumput liar atau tanaman pengganggu.
Penyiangan dilakukan setiap dua minggu.
Selama tidak ada hujan, perlu dilakukan penyiraman.
Penyiraman gunanya untuk mencegah tanaman kangkung terhadap kekeringan.
Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi (jam 07.00) dan sore (jam 17.00).
Penyiraman dilakukan dengan gembor penyiram.
Tanaman kangkung membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.
Hama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya relatif tidak ganas, antara lain belalang dan ulat daun.
Pengendaliannya, untuk mencegah terjadi overpopulasi, semprotkan Sevin atau sejenisnya.
Untuk memberantas ulat daun digunakan insektisida Diazinon 60 EC, dengan dosis sebesar 2 cc per liter air dan disemprotkan pada tanaman.
Pada waktu membasmi hama, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu selama empat sampai lima hari, kemudian diairi kembali.
Tanaman kangkung tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan.
Penyakit jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo Ipomoea panduratae).
Penyakit ini peka terhadap Dithane M-45 atau Benlate, tetapi bila benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene umumnya baik, penyakit tidak menjadi masalah.
Serangga pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.
Panen pertama sudah bisa dilakukan pada usia 23 sampai 25 hari setelah tanam.
Saat ini kangkung sudah tumbuh dengan panjang batang kira-kira 20 sampai 25 cm lebih.
Ada pula yang mulai memangkas sesudah berumur 1,5 bulan dari saat penanaman.
Waktu panen dilakukan pada sore hari, pemungutan hasil kangkung darat dilakukan dengan cara mencabutnya sampai akar, kemudian dicuci dalam air.
Panen kangkung darat dilakukan pada umur 23 sampai 25 hari.
Selama panen, lahan penanaman harus tetap basah tapi tidak berair (lembab).
KOMENTAR