Sukun adalah makanan yang kaya akan senyawa fenolik terprenilasi.
Penelitian menunjukkan, senyawa ini dapat membantu dalam pengobatan rematik dan nyeri otot.
Meski demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan efektivitasnya.
Sukun termasuk makanan bebas gluten sehingga tepungnya menawarkan alternatif yang ramah usus bagi mereka yang memiliki penyakit celiac atau sensitivitas gluten non-celiac.
Ekstrak sukun yang mengandung etil asetat dan metanol telah diketahui memiliki efek antibakteri, terutama pada bakteri seperti Streptococcus mutans dan Pseudomonas aeruginosa.
Streptococcus mutans adalah bakteri yang ada di mulut dan berkontribusi pada pertumbuhan plak dan gigi berlubang.
Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia (infeksi paru-paru), infeksi darah, atau infeksi setelah operasi.
Sebuah tinjauan terhadap 41 penelitian mencatat bahwa ada cukup bukti yang menunjukkan potensi sukun untuk mencegah diabetes tipe 2.
Namun, banyaknya penelitian ini tidak memberikan cukup informasi botani tentang sukun.
Sukun kaya akan karotenoid yang dapat diubah menjadi vitamin A oleh tubuh.
Dengan demikian, kandungan ini dapat membantu menjaga kesehatan mata.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR