SajianSedap.com - Air mineral tentu bukan hal yang asing bagi Anda.
Biasanya air mineral dijual bebas di pasaran.
Berbeda dengan air yang Anda masak di rumah, air mineral masih mengandung mineral alam yang asli,.
Namun dengan proses sedemikian rupa, air mineral dari alam ini bisa dijual dan Anda konsumsi.
Tapi, pernahkah Anda mendengar mengenai air demineral.
Air ini memang belum banyak dijual bebas.
Akan tetapi jika Anda jeli, bisa jadi Anda pernah membelinya.
Lantas apakah air demineral itu?
Apa bedanya air demineral dengan air mineral?
Pastinya Anda perlu tahu karena hal ini berkaitan dengan kesehatan.
Umumnya masyarakat mengetahui air minum kemasan yang biasa dibeli adalah air mineral.
Baca Juga: Trik Bikin Es Batu Cepat Membeku, Gak Perlu Nunggu Hingga 24 Jam
Padahal ada juga air minum kemasan yang bukan air mineral.
Untuk diketahui, air mineral yang diproduksi sejumlah produsen adalah air yang dilengkapi dengan kandungan mineral alami
Air mineral didapatkan dari sumber air yang terletak di daerah yang kaya akan mineral, misalnya sumber air pegunungan.
Air kemasan lainnya adalah air demineral yang juga untuk memenuhi kebutuhan cairan sehari-hari.
Air demineral diproduksi sejumlah merek merupakan air minum yang diproduksi melalui proses distilasi dan deionisasi, reverse osmosis, atau deionisasi sehingga kandungan mineralnya berkurang secara signifikan.
Nah, air minum demineral ini mengandung mineral yang lebih sedikit dibanding air pada umumnya.
Teknologi untuk mengurangi kadar mineral dalam air, melansir Indonesian Hydration Working Group (IHWG) (25/1/2021), pada awalnya digunakan untuk kepentingan industri dan laboratorium.
Namun kemudian air demineral juga diproduksi dengan tujuan untuk dikonsumsi.
Terbatasnya sumber air minum pada wilayah tertentu seperti di wilayah pantai atau daerah kekeringan menjadi latar belakangnya.
Seiring waktu, konsumsi air demineral semakin meluas di masyarakat dengan klaim-klaim tertentu.
Baca Juga: Trik Mudah Mengatasi Air di Dispenser Tidak Panas, Coba Cara Ini Dijamin Berhasil
Walhasil lahirlah banyak pendapat yang dikemukakan mengenai manfaat tambahan air demineral seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga stabilitas sel, meningkatkan kinerja mental hingga pendapat bahwa air demineral bebas dari parasit, bakteri dan timbal.
Namun, apakah benar air demineral memberi manfaat lebih dan baik untuk dikonsumsi mengingat banyak mineral yang dihilangkan selama prosesnya?
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengemukakan bahwa terdapat kemungkinan konsumsi air demineral dalam jangka panjang dapat berpengaruh pada lapisan terluar usus halus, keseimbangan metabolisme ataupun fungsi tubuh lain.
Lebih jauh lagi, asupan kalsium, magnesium, dan mikronutrien lain bisa jadi tidak terpenuhi karena kandungan mineral yang dikonsumsi menjadi sangat rendah.
Dalam penelitian yang dilakukan di India pada 2016, Gupta dan kawan-kawan menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi air demineral dalam jangka panjang berisiko 4 kali lebih besar untuk mengalami kekurangan vitamin B12 dibanding yang tidak mengonsumsi air demineral sama sekali.
Hal ini dihubungkan dengan rendahnya asupan mineral Cobalt yang merupakan komponen esensial dari vitamin B12 pada mereka yang mengonsumsi air demineral jangka panjang.
Kemungkinan lainnya adalah akibat efek air demineral terhadap mukosa lambung menyebabkan penyerapan vitamin B12 terganggu.
Di Iran, Muhsin dkk. menunjukkan bahwa konsumsi air demineral berpotensi mengalami osteoporosis lebih besar akibat rendahnya mineral tulang.
"Air demineral adalah air minum yang diproduksi secara artifisial (buatan) dan telah melalui proses distilasi dan deionisasi. Definisi tersebut yakni menurut badan kesehatan dunia WHO. Biasanya air demineral memiliki pH antara 5-7,5," imbuh Prof Ari Fahrial Syam.
Mengutip Dr. Allan E. Bani yang menulis dalam buku yang diterbitkan berjudul Your Water and Your Health, menyebutkan kalau air demineral aman dan bermanfaat untuk membantu membersihkan mineral anorganik yang terdapat di dalam tubuh.
Sementara itu, penelitian dari Environmental Research sebagaimana dikutip dari Hellosehat.com mengungkapkan, air demineralisasi mengandung mineral, yakni natrium, kalium, magnesium dan kalium dengan konsentrasi rendah.
Baca Juga: 4 Masker Alami untuk Memutihkan Telapak Tangan yang Belang, Gak Perlu Skincare Mahal-mahal
Sehingga air demineral ini apabila terus dikonsumsi, mengutip dari laman resmi Fakultas Kedokteran UI (2/2/2022), dapat meningkatkan risiko kekurangan mineral pada tubuh.
Oleh karena kurangnya kandungan mineral dalam tubuh, mengkonsumsi air demineral jangka panjang dapat menyebabkan kegagalan mengembalikan mineral dalam tubuh yang keluar melalui keringat.
Dapat juga menganggu keseimbangan pH, elektrolit, dan mineral dalam darah dan jaringan.
Penelitian dari Environmental Research mengatakan bahwa mengkonsumsi air demineral dapat meningkatkan risiko penyakit, seperti hipertensi hingga serangan jantung.
Bahkan, juga dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Sementara berdasarkan penelitian yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO), mengonsumsi air yang tidak mengandung mineral dapat meningkatkan risiko osteoporosis, hipertensi, serangan jantung, dan hipotiroid.
Selain itu, hilangnya elektrolit dalam air dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Dengan begitu, WHO tidak menyarankan air tanpa kandungan mineral untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.
Dengan potensi tersebut, tentunya akan membuat kita berpikir ulang dalam mengkonsumsi air demineral.
Salah satu pilihan konsumsi air minum yang disarankan adalah air mineral, karena dapat membantu memenuhi kebutuhan mineral yang diperlukan tubuh serta kaya akan manfaat.
Beberapa kandungan yang dimiliki air mineral adalah silika, manfaatnya untuk menjaga keutuhan dan kinerja jaringan pembuluh darah, lalu kalsium & magnesium untuk memelihara kesehatan tulang dan otot, serta selenium yang bermanfaat menjaga sel imun agar bisa bekerja secara optimal.
"Air mineral tidak melalui proses kimia sehingga kaya akan mineral, yang mengandung beberapa jenis mineral seperti magnesium, kalsium, dan kalium. Air mineral biasanya memiliki kandungan pH antara 6-8,5," jelas Prof. Ari Fahrial Syam.
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR