Sehingga air demineral ini apabila terus dikonsumsi, mengutip dari laman resmi Fakultas Kedokteran UI (2/2/2022), dapat meningkatkan risiko kekurangan mineral pada tubuh.
Oleh karena kurangnya kandungan mineral dalam tubuh, mengkonsumsi air demineral jangka panjang dapat menyebabkan kegagalan mengembalikan mineral dalam tubuh yang keluar melalui keringat.
Dapat juga menganggu keseimbangan pH, elektrolit, dan mineral dalam darah dan jaringan.
Penelitian dari Environmental Research mengatakan bahwa mengkonsumsi air demineral dapat meningkatkan risiko penyakit, seperti hipertensi hingga serangan jantung.
Bahkan, juga dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Sementara berdasarkan penelitian yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO), mengonsumsi air yang tidak mengandung mineral dapat meningkatkan risiko osteoporosis, hipertensi, serangan jantung, dan hipotiroid.
Selain itu, hilangnya elektrolit dalam air dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Dengan begitu, WHO tidak menyarankan air tanpa kandungan mineral untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.
Dengan potensi tersebut, tentunya akan membuat kita berpikir ulang dalam mengkonsumsi air demineral.
Salah satu pilihan konsumsi air minum yang disarankan adalah air mineral, karena dapat membantu memenuhi kebutuhan mineral yang diperlukan tubuh serta kaya akan manfaat.
Beberapa kandungan yang dimiliki air mineral adalah silika, manfaatnya untuk menjaga keutuhan dan kinerja jaringan pembuluh darah, lalu kalsium & magnesium untuk memelihara kesehatan tulang dan otot, serta selenium yang bermanfaat menjaga sel imun agar bisa bekerja secara optimal.
"Air mineral tidak melalui proses kimia sehingga kaya akan mineral, yang mengandung beberapa jenis mineral seperti magnesium, kalsium, dan kalium. Air mineral biasanya memiliki kandungan pH antara 6-8,5," jelas Prof. Ari Fahrial Syam.
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR