Bahkan, saking membandelnya, produk pembersih yang ada di pasaran pun tidak bisa menghilangkan bau asam yang dapat bertahan di rumah selama bertahun-tahun.
Tidak hanya itu, urine kucing juga mengandung urea—senyawa berbeda yang tercipta saat protein dipecah.
Urea tidak berbau, tetapi seiring berjalannya waktu, urea akan terurai menjadi amonia yang memiliki bau sangat kuat.
Karena itu, urine kucing cenderung berbau lebih buruk dari waktu ke waktu.
Selain urine kucing, hal lain yang dapat membuat rumah memiliki bau kucing adalah bulu kucing, muntahan, rontokan kulit kering, dan kotoran.
Lantas, apakah ada cara menghilangkan bau kucing di dalam rumah?
Dokter hewan, Chyrle Bonk, mengatakan penyedot debu dapat digunakan untuk membantu menghilangkan bau dari bulu dan rontokan kulit kering kucing.
Jika kucing merontokkan bulunya (shedding), bersihkan rumah setidaknya seminggu sekali.
Pastikan segera mengosongkan kantung penyedot debu agar baunya tidak bertahan.
Selanjutnya, cuci kasur atau selimut kucing secara berkala untuk membantu mengendalikan baunya sembari menghilangkan rambut dan rontokan kulit yang ada.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR