SajianSedap.com - Momen berbuka puasa biasanya penuh dengan jajanan yang umum disebut takjil.
Menu takjil cukup beragam jenisnya dan beberapa mudah untuk dibuat sendiri di rumah. Untuk yang ingin praktis, Anda juga bisa mendapatkan dari penjual takjil yang banyak bertebaran di pasar.
Namun untuk membeli jajanan takjil di luar penting untuk memperhatikan keamanannya. Sebab tak sedikit pedagang yang curang dengan menambahkan bahan pangan yang dilarang agar jualannya lebih menarik dan enak.
Mulai dari pengawet hingga pewarna makanan, Anda harus tahu ciri-cirinya. Lihat berikut ini.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melaporkan masih ditemukan pangan jajanan takjil yang mengandung Formalin, Boraks, dan Rhodamin B.
Masyarakat diminta untuk teliti dan mengetahui cirinya, karena mengonsumsinya bisa memberikan efek samping negatif bagi kesehatan tubuh.
Hasil pengawasan pada tahun 2020 menunjukkan, dari 7.200 sampel yang diperiksa, sebanyak 109 sampel (1,51 persen) mengandung bahan yang dilarang digunakan.
Lebih rincinya, ada sekitar 0,72 persen mengandung Formalin, sekitar 0,45 persen mengandung Rhodamin B, dan sekitar 0,34 persen mengandung Boraks.
Pangan jajanan takjil yang mengandung bahan yang dilarang digunakan pada pangan ini mengalami penurunan dari sekitar 1,77 persen pada tahun 2021 menjadi 1,51 persen pada tahun 2022 yang artinya penurunannya sekitar 0,26 persen.
Penny menegaskan, dengan adanya temuan ini, masyarakat diminta untuk lebih teliti dan berhati-hati saat memilih jajanan takjil atau panganan kemasan sebelum membeli dan mengonsumsinya.
Sebab, zat kimia Formalin, Boraks dan Rhodamin B merupakan beberapa di antara jenis bahan kimia yang dilarang karena memiliki efek samping yang buruk bagi kesehatan tubuh.
Berikut ini cara mengenali makanan atau jajanan takjil yang mengandung bahan pangan dilarang untuk Anda perhatikan.
Rhodamin B merupakan zat pewarna sintetis yang tidak diperuntukan digunakan dalam pembuatan makanan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rhodamin B berbahaya bagi kesehatan manusia karena sifat kimia dan kandungan logam beratnya.
Konsumsi Rhodamin B dalam jangka panjang dapat terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan gejala pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis tubuh, bahkan bisa menyebabkan kanker hati.
Untuk itu, upayakan lebih teliti membeli takjil dengan menghindari jajanan yang berwarna tertalu menyolok.
Berdasarkan standar Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA), batas maksimum formalin yang diperbolehkan dikonsumsi dalam makanan adalah 100 ppm (part per million) yaitu 100 mg/kg per orang per hari.
Jika dikonsumsi pada konsentrasi yang lebih tinggi dari batas tersebut, formalin dapat menyebabkan banyak penyakit di dalam tubuh.
Di antaranya seperti kerusakan pada saluran pencernaan, ginjal, hati dan paru-paru, bahkan dapat menyebabkan kanker.
Maka dari itu, penggunaan formalin buatan untuk pengawet makanan benar-benar dilarang.
Untuk dapat mengenali makanan mengandung formalin adalah dengan menaruh makanan tersebut selama tiga hari dalam ruangan bersuhu kamar, sekitar 25 derajat Celcius.
Makanan yang mengandung formalin, tidak akan rusak atau berlendir setelah tiga hari.
Boraks merupakan senyawa kimia yang paling banyak digunakan di berbagai industri non-pangan, seperti industri kertas, kayu, plastik, keramik dan gelas, sehingga tidak boleh dipergunakan sebagai campuran bahan makanan.
Makanan mengandung boraks yang dikonsumsi sedikit demi sedikit akan mengakibatkan terjadinya akumulasi bahan kimia boraks yang bersifat karsinogen dalam organ tubuh manusia seperti hati, otak, ginjal dan testis.
Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.
Cara mudah mengenali makanan mengandung boraks adalah dengan memperhatikan tampilan fisiknya, dimana bahan makanan mengandung boraks pada umumnya teksturnya menjadi sangat kenyal dan tahan beberapa hari jika disimpan dalam suhu kamar.
Ketika waktu berbuka puasa tiba, mulailah dengan mengambil sajian yang berporsi kecil dan memiliki kandungan yang gampang diolah oleh saluran cerna.
Jika Anda langsung memasukkan makanan berat, maka perut yang kosong selama berjam-jam tak akan siap mencerna semuanya dengan maksimal.
Akibatnya, Anda akan terganggu oleh beberapa gangguan pencernaan seperti perut kembung akibat penumpukan gas.
Bloating atau penumpukan gas ini juga bisa terjadi jika Anda langsung mengambil sajian yang tinggi kadar gula, lemak dan juga serat.
Makanan dan minuman yang susah dicerna dan sebaiknya dihindari di buka puasa adalah makanan tinggi karbohidrat dan lemak seperti sepotong cake, soda, juga kacang-kacangan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kenali Ciri Jajanan Takjil Mengandung Boraks, Formalin, dan Rhodamin B
Baca Juga: Cara Merebus Sagu Mutiara agar Tidak Menggumpal, Lebih Sedap untuk Takjil dengan 5 Trik Ini
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR