SajianSedap.com - Seberapa tahu Anda cara membersihkan vagina yang benar?
Soalnya banyak orang merusak vaginanya tanpa Ia sadari.
Salah satunya adalah lewat kebiasaan-kebiasaan sederhana yang kita lakukan sehari-hari.
Makanya, SajianSedap sudah merangkum 7 kebiasaan yang bisa merusak vagina.
Salah satunya adalah hubungannya dengan pembalut.
Ada juga kebiasaan tidak pipis setelah berhubungan seks.
Yuk, cari tahu.
Tidak sedikit wanita yang tidak mengetahui hal yang dilakukannya justru merusak vaginanya.
Jadi banyak masalah vagina datang dan hadir karena ketidak tahuan wanita.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini 7 hal yang masih sering dilakukan wanita yang tidak disadarinya merusak vagiananya, dilansir dari artikel yang ditulis dr. Nanda L Prasetya, MMSc (23/05/2021) di laman aido.id.
Tampon dan pembalut harus diganti setiap empat jam sekali.
Terutama saat hari-hari pertama siklus menstruasi dimana arus sedang tinggi.
Baca Juga: Para Wanita Wajib Kunyah, 4 Makanan yang Dibutuhkan Miss V Agar Tetap Sehat dan Terasa Selalu Segar
Sedangkan ketika menggunakan menstrual cup, pastikan kamu tetap menggantinya setiap 12 jam.
Dengan demikian, kita menjaga kebersihan vagina dan tidak mencegah kelembaban yang terlalu tinggi pada daerah kewanitaan.
Cara membersihkan vagina setelah berhubungan seksual adalah cukup dengan membuang air kecil.
Dengan itu, kamu akan membuang sperma atau apapun yang terbawa masuk ke dalam saluran kemih ke dunia luar.
Membuang air kecil setelah melakukan seksual dapat mengurangi risiko mengalami infeksi saluran kemih.
Apabila kamu mengalami infeksi tersebut dan tidak ditangani dengan baik, patogen penyebab infeksi tersebut dapat berjalan naik menuju ginjal.
Sesuatu yang wangi memang tampak sehat dan menyegarkan.
Tapi jika wewangin yang diberikan pada area vagina, tentu bukan hal yang baik.
Ketahuilah, membersihkan area kewanitaan dengan sabun beraroma justru dapat mengganggu keseimbangaan pH daerah tersebut.
Nah, terganggunya derajat keasaman vagina dapat mematikan bakteri-bakteri baik dan menghidupkan mikroba jahat yang dapat mengganggu kesehatan vagina.
Jadi hindari penggunaan sabun beraroma dan disarankan untuk membersihkan vagina hanya dengan air!
Banyak perempuan yang mencukur rambut kemaluan dnegan tujuan kebersihan.
Memang tampkanya bersih dan apa yang dilakukan benar.
Tapi tahu kah, hal tersebut tidak membuat vagina kita semakin bersih, yanag ada justru sebaliknya.
Rambut kemaluan berfungsi untuk menjaga daerah yang penuh dengan lipatan tersebut.
Dengan, adanya rambut ia akan mencegah terlalu banyak kontak antar kulit dan mempersulit jalan masuknya bakteri ke saluran kemih.
Asal tahu sjaa, proses dari pencukuran rambut kemaluan sendiri pun juga dapat memberikan luka dan infeksi pada kulit yang justru dapat memberikan iritasi pada vagina.
Setelah melakukan buang air kecil, kita harus mengeringkan daerah kewanitaan dengan baik agar tidak lembab.
Tapi ingat jangan mengusap vagina dari arah belakang ke depan.
Hal tersebut dapat membawa bakteri atau mikroba dari daerah anus ke daerah vagina.
Dikhawatirkan vagina akan terpapar mikroba tersebut dan mengganggu keseimbangan mikroba yang hidup di daerah vagina.
Baca Juga: Para Istri Harus Tahu, 5 Makanan Ini Bisa Cegah Bau Tidak Sedap pada Vagina Wanita, CATAT
Kita tidak perlu repot-repot untuk membersihkan bagian dalam dari vagina dengan memasukan air ke dalamnya.
Vagina memiliki kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri—kita hanya perlu membersihkannya dari luar!
Asal tahu saja, sering-sering melakukan “douching” dapat meningkatkan kemungkinan terdorongnya suatu mikroba semakin dalam. Hal ini justru meningkatkan risiko mengalami infeksi.
Yang harus rutin dilakukan dengan maksimal adalaj, bersihkan daerah vulva.
Lipatan-lipatan yang berada di luar vagina tersebut bisa menjadi tempat yang baik bagi mikroba jahat untuk tumbuh akibat tingginya kelembaban daerah tersebut.
Pantyliner juga dapat membuat kita merasa “bersih”. Namun, produk tersebut justru memerangkap kelembaban yang tahan lama pada daerah kewanitaan.
Penggunaan pantyliner terlalu lama justru dapat meningkatkan kemungkinan vagina mengalami infeksi jamur.
Apabila kamu mengalami keputihan yang gatal, maka segeralah mengunjungi dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR