SajianSedap.com - Beras merupakan salah satu bahan pokok makana yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Meski ada sebagian masyarakat yang mengonsumsi bahan okok selain beras, namun sebagian masyarakat Indonesia mengonsumsi bahan makanan satu ini.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta orang, pastinya setiap harinya konsumsi beras pertahun sangatlah tinggi.
Menurut Badan riset dan Inovasi Nasional, konsumsi beras per kapita cukup tinggi, yaitu 114, 6 kg per orang per tahun.
Bisa dibayangkan bukan berapa jumlah beras yang dikonsumsi oleh seluruh masyarakat Indonesia secara keseluruhan?
Dengan peluang ini tentu saja baik petani, pengusaha hingga penjual beras bis ameraup untung yang maksimal.
Namun hal ini juga jadi salah stau kesempatan bagi oknum nakal untuk menjual beras yang tidkak layak konsumsi.
Salah satunya adalah beras yang menggunakan pemutih.
Paslanya masyarakat memang menyukai beras yang putih dan bersih.
Hal ini menjadi kesempatan bagi oknum nakal untuk menjual beras dengan pemutih.
Supaya tidak salah pilih saat membeli, ternyata ciri-ciri beras dengan pemutih ini bisa terlihat.
"Pada dasarnya tidak sulit membedakannya, antara lain dari baunya yang tajam. Kita juga perlu curiga kalau warna berasnya putih sekali atau putih pucat. Beras yang bagus putihnya alami dan tampak mengkilat," kata Prof.Djoko Said Damardjati dari Pusat Riset dan Pengembangan Tanaman Pangan Bidang Litbang Pertanian, dalam acara diskusi yang diadakan oleh PT.TPS Food di Solo dikutip dari Kompas.com.
Pemakaian klorin, menurut Djoko, biasanya dilakukan oleh petani atau pedagang yang nakal untuk mengakali beras yang sudah apek atau jelek.
"Mereka mencampurkan klorin saat beras digiling," katanya.
Beras yang berkualitas ditentukan oleh dua hal, yakni kualitas beras, misalnya bentuk fisik beras, kadar air, panjang beras, dan kualitas gilingannya.
Produk beras yang bagus biasanya hanya memiliki sedikit beras patah dan juga kotoran seperti batu.
Selain itu, beras yang berkualitas juga bisa kita nilai dari mutu nasi, yakni rasanya setelah dimasak.
Sebagian besar orang yang tinggal di Pulau Jawa pada umumnya menyukai beras yang pulen, sementara di wilayah Sumatera lebih menyukai yang sedikit pera.
Yang menarik, ternyata banyak orang yang ingin mendapatkan beras yang bagus dan pulen tapi kurang memerhatikan kualitas.
"Dari survei kami, ternyata ibu-ibu kurang memikirkan kualitas beras saat membeli beras, tetapi mereka sangat memerhatikan kualitas air yang dimasak. Biasanya air yang dipakai untuk masak besar adalah air galon," kata Chris Oey, Marketing Director Beras Cap Ayam Jago, dalam acara yang sama.
Padahal, lanjut Chris, untuk mendapatkan nasi yang enak, tentu bahan bakunya, yakni beras itu sendiri, harus yang bermutu.
Baca Juga: Tips Cuci Beras Warung Biar Pulen Setelah Dimasak, Gunakan Cara Ini Gak Perlu Beli yang Mahal Lagi
Salah satu cara untuk mengetahui beras yang kita beli terjamin mutunya, bisa dilihat pada kemasan.
Produk yang sudah memiliki label SNI (standar nasional Indonesia) mutunya lebih terjamin.
Selain itu saat memegang, beras yang emmakai pemutih ternyata cenderung licin sata dipegang di tangan.
Jika beras putih biasa, akan cenderung menempel di tangan bahkan akan sulit tergelincir.
Seperti yang sudah disebut di awal, beras yang putih alami cenderung berwarna putih agak transparan.
Beras yang putih alami berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%.
Jadi jangan tergiur dengan warna putih yang mencolok saat membeli Sase Lovers!
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tips Membedakan Beras yang Diberi Pemutih
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR