SajianSedap.com - Percaya tak percaya, santet dan guna-guna ternyata masih ada di zaman sekarang ini, lo.
Biasanya, hal mistis ini bukan cuma dikirimkan ke rumah, tapi juga ke tempat usaha.
Persaingan dagang yang ketat kadang membuat segala cara dihalalkan dalam bisnis.
Nah, kalau Anda mencurigai bisnis Anda dikirimin santet dan guna-guna, artikel ini mungkin bisa membantu.
Soalnya, ada 6 benda yang dipercaya bisa menangkal santet dan guna-guna.
Keenamnya mudah didapat di sekitar kita.
Apa saja ya?
Demi mengalahkan musuh atau melampiaskan dendam, tak sedikit orang yang hingga kini masih menggunakan jasa dukun supaya bisa bersekutu dengan setan yang tujuannya adalah untuk menyakiti orang lain, termasuk juga tempat usaha.
Tapi konon katanya, menurut kepercayaan Jawa kuno, orang-orang dulu meyakini tentang adanya benda-benda yang mereka percayai dapat menghindarkan mereka dari santet.
Namun tentu saja benda-benda itu tidak akan ada artinya apabila diri kita sendiri tidak mengiringinya dengan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Berikut ini adalah benda-benda yang dipercayai dapat menangkal santet yang bikin usaha jadi sepi.
Telur ayam kampung juga dipercaya bisa melumpuhkan santet. Telur ayam kampung dinilai sangat efektif untuk menangkal santet, karena memiliki nyawa atau kehidupan didalam.
Telur ayam kampung ini memiliki banyak darah. Banaspati sebagai pengantar santet sangat menyukai media yang mengandung banyak darah.
Telur ini bisa dibungkus dengan kain mori atau kertas koran lalu ditanam didepan tempat usaha.
Ketika ada banaspati yang akan mengirim santet akan teralihkan dan masuk ke dalam telur-telur tersebut.
Sebaiknya benda-benda yang sudah menyerap energi santet dilarung ke sungai.
Anjing dan kucing yang berwarna hitam polos juga dipercaya bisa menangkal santet.
Mereka akan jadi benteng pertahanan pertama ketika ada energi santet yang memasuki kediaman kita.
Ilmu santet yang semula ditujukan untuk menyerang kita akan masuk ke dalam tubuh hewan tersebut.
Hewan yang sudah terkena santet akan mati.
Media penangkal ilmu santet lainnya adalah daun kelor.
Daun kelor dipercaya dapat menangkal santet, melepas susuk dan melepaskan pegangan yang mengakibatkan seseorang susah meninggal.
Caranya dengan mengibas-ngibaskan daun kelor ke tubuh penderita atau bisa juga digantung di atas pintu maupun jendela dengan jumlah batang yang ganjil.
Salah satu benda yang diyakini sebagai penangkal santet yang adalah garam krosok kasar. Garam tersebut adalah jenis garam kasar yang masih murni, bukan beryodium.
Garam tersebut ditaburkan di setiap sudut rumah. Dipercaya, garam ini akan menetralisir energi negatif yang membawa santet yang akan masuk kedalam rumah.
Dimana energi santet berbentuk partikel kecil seperti debu.
Terkadang saat santet gagal masuk kedalam rumah target akan meledak di atas atap dan menimbulkan suara seperti butir-butir pasir di atas genteng.
Benda lain yang diyakini sebagai penangkal santet adalah beras ketan putih. Beras ketan putih ini haruslah murni.
100 persen harus beras ketan putih tidak boleh ada campuran beras biasa ataupun beras lainnya.
Beras ketan ini dimasukkan ke dalam kantong-kantong kecil yang terbuat dari kain mori.
Kantong yang berisi beras ketan tersebut akan ditempatkan diatas kusen pintu maupun jendela terluar dari tempat usaha.
Jangan lupa untuk mengucap doa minta pertolongan dan perlindungan dari Tuhan.
Baca Juga: 5 Bahan Mainan yang Ternyata BAHAYA Buat Anak, Waspada Kalau Tidak Mau Si Kecil Kenapa-kenapa
Jika hal ini berfungsi sebagaimana mestinya, maka ketika ada energi santet yang akan masuk ke dalam rumah akan diserap oleh beras ketan ini dan akan membuat beras ketan ini terbakar atau gosong.
Bunga ini biasanya ditaruh di bawah bantal, di bawah tempat tidur, dalam lemari atau bisa juga di atas lemari.
Kalau bunganya pecah dalam waktu satu minggu, berarti kekuatan santet tersebut sangat kuat, tetapi apabila bunganya mengering berarti energi santet itu terserap kedalam bunga tersebut.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR