SajianSedap.com - Ada berbagai macam noda yang kerap menempel di celana.
Salah satunya adalah noda putih di celana jeans.
Akibatnya, warna cerah dari jeans terhalang noda tersebut.
Padahal celana jeans tersebut baru saja selesai dicuci.
Dilansir dari The Spruce, Kamis (18/3/2021), berikut ini beberapa penyebab munculnya noda putih pada pakaian yang baru dicuci dan solusinya.
Noda atau residu yang tertinggal pada pakaian yang baru dicuci seringkali menyebalkan dan memakan waktu, karena kita harus mencuci ulang pakaian tersebut.
Ada setidaknya 7 penyebab munculnya noda putih pada pakaian yang baru dicuci.
Apabila Anda menggunakan deterjen bubuk, kemungkinan deterjen tersebut tidak larut dengan baik.
Selalu tuang deterjen bubuk ke mesin cuci terlebih dahulu sebelum memasukkan pakaian, sehingga deterjen bisa larut dengan baik.
Jika Anda mencuci pakaian dengan air dingin atau di daerah dingin, deterjen bubuk kemungkinan tidak bisa larut sepenuhnya.
Untuk hasil terbaik, larutkan dulu deterjen di dalam wadah atau gelas air panas sebelum memasukkannya ke mesin cuci atau ganti ke deterjen cair.
Hal yang sama berlaku pula untuk deterjen cair.
Bila Anda melihat ada semacam gelombang warna biru pada pakaian yang sudah dicuci, ini tandanya Anda menuangkan deterjen pada waktu yang salah.
Jangan pernah menuangkan deterjen langsung pada pakaian kering yang akan dicuci.
Tuangkan deterjen ke mesin cuci sebelum memasukkan pakaian ke dalamnya.
Menggunakan terlalu banyak deterjen dapat meninggalkan residu pada pakaian.
Ini khususnya terjadi pada mesin cuci efisiensi tinggi atau HE.
Sebab, mesin cuci ini menggunakan lebih sedikit air ketimbang mesin cuci standar selama siklus pencucian dan pembilasan.
Menggunakan lebih dari dua sendok teh saja deterjen akan meninggalkan residu pada pakaian.
Jangan pernah menuangkan softener atau pelembut langsung pada pakaian basah.
Selain itu, selalu gunakan takaran terkecil yang direkomendasikan.
Baca Juga: Tanpa ke Laundry, Begini Cara Membersihkan Karpet Kotor dan Penuh Noda Cuma Pakai Bahan-bahan Dapur
Serat, deterjen yang tidak larut, dan kotoran dapat mengendap kembali pada pakaian Anda jika air keluar dari mesin cuci terlalu lambat.
Banyak mesin cuci baru memiliki pintu kecil di dekat bagian bawah mesin cuci untuk mengakses filter tepat di atas pompa air.
Pada mesin cuci model lama, Anda mungkin harus mengakses bagian dalam mesin dari belakang untuk membersihkan area pompa.
Buka area akses ke filter saluran pembuangan dan periksa apakah ada penyumbatan seperti serat atau benda kecil yang dapat menghalangi aliran air bilasan.
Jika Anda telah membersihkan filter dan mesin cuci masih lambat mengalir, pompa airnya mungkin mati.
Mencuci pakaian dalam jumlah penuh di mesin cuci adalah hal yang baik untuk menghemat waktu dan uang.
Namun, menjejalkan terlalu banyak pakaian ke dalam mesin cuci tidak menyisakan ruang untuk kotoran dan residu terbuang.
Jika Anda belum pernah membersihkan mesin cuci, mungkin terdapat kotoran, mineral, dan residu deterjen yang menempel pada pakaian.
Anggap saja sama dengan buih sabun di kamar mandi Anda.
Karena volume air yang rendah, Anda harus membersihkan mesin cuci HE setiap bulan dan mesin cuci standar setidaknya dua kali setahun.
Air sadah dapat bereaksi dengan deterjen dan meninggalkan endapan mineral yang tertinggal di pakaian.
Setelah Anda menghilangkan semua penyebab masalah, satu-satunya cara untuk menghilangkan residu adalah dengan mencuci ulang pakaian.
Cuci kembali pakaian yang bernoda dengan air panas yang sesuai untuk kain tetapi jangan tambahkan deterjen atau pelembut.
Sebagai gantinya, tambahkan satu cangkir cuka putih suling ke siklus pencucian untuk membantu serat sedikit rileks dan melepaskan residu.
Jika Anda sudah pernah mengeringkan pakaian dengan garis-garis biru karena kelebihan deterjen atau pelembut, akan lebih sulit untuk dihilangkan.
Isi wastafel atau ember dengan air hangat dan tambahkan pemutih berbasis oksigen mengikuti petunjuk kemasan.
Rendam seluruhnya barang bernoda dan biarkan terendam semalaman lalu cuci sesuai anjuran tanpa menambahkan deterjen.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR