Dilansir dari National Geographic Indonesia, Ravindra Palavalli-Nettimi dan Jamie Theobald, para ilmuwan biologi dari Florida International University, menjelaskan dalam artikel di The Conversation bahwa sebagian besar dari 110.000 spesies lalat tidak memiliki gigi.
Dengan demikian, lalat tidak bisa mengunyah makanan padat seperti yang dikonsumsi oleh manusia.
Mulut lalat memiliki fungsi yang mirip sedotan. Ketika lalat hinggap di atas makanan, lalat harus melepaskan cairan pencernaan untuk melunakkan makanan padat hingga bisa mereka telan.
Untuk memakan lebih banyak makanan, beberapa lalat mencoba mengurangi cairan yang sudah mereka makan.
Para ilmuwan mengatakan, lalat akan memuntahkan makanan ke dalam gelembung muntah dan mengeringkannya sedikit.
Setelah air menguap, lalat dapat menelan kembali makanan yang menjadi lebih pekat ini.
Fakta menarik lainnya adalah lalat dapat mencicipi makanan yang ia hinggapi tanpa menggunakan mulutnya.
Saat hinggap di atas makanan, lalat menggunakan reseptor yang berada di kakinya untuk memutuskan apakah makanan tersebut cukup bergizi untuknya.
Lantas, apakah makanan yang sudah dihinggapi lalat masih cukup sehat untuk dikonsumsi?
Para ilmuwan tersebut mengatakan bahwa ketika ada lalat yang hingga di makanan, mungkin makanan tersebut bukan satu-satunya tempat yang disinggahi lalat.
Lalat bisa saja hinggap di atas benda-benda kotor, seperti makanan busuk, tempat sampah, dan bangkai hewan, yaang penuh mikroba.
Baca Juga: Ternyata Lalat Takut dengan 5 Bau Ini, Tak Perlu Lagi Pakai Semprotan Serangga atau Lem Ajaib
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR