SajianSedap.com - Penyakit meningitis saat ini mungkin kian dikenal masyarakat Indonesia.
Apalagi setelah penyakit itu kian banyak diberitakan sedang diidap oleh banyak artis ternama, hingga akhirnya tak sedikit merenggut nyawa mereka.
Kendati mematikan, penyakit ini masih tergolong langka.
Namun, penyakit ini juga tak memandang usia. Karena beberapa orang yang masih berusia produktif pun sempat didiagnosa mengidap penyakit ini sebelum akhirnya meninggal dunia.
Diantaranya adalah putri dari penyanyi senior Dewi Yull bernama Giska Putri Agustina Sahetapy.
Giska mengembuskan napas terakhir pada 11 Juni 2010 silam pada usia 28 tahun setelah berjuang melawan meningitis.
Sebelum meninggal, Giska sempat menjalani operasi penyedotan cairan di bagian otak.
Namun, usai 3 bulan menjalani perawatan rupanya ia tak mampu lagi bertahan.
Sebagaimana diketahui, penyakit meningitis adalah suatu penyakit yang terjadi karena peradangan atau infeksi pada sistem selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang atau disebut meninges.
Penyakit ini biasanya terjadi karena ada infeksi akibat virus atau bakteri.
Selain itu, penyakit meningitis juga dapat dipicu oleh kanker, iritasi kimia, jamur, parasit, atau alergi obat.
Dengan gejala awal yang serupa dengan flu, seperti demam dan sakit kepala, membuat meningitis terkadang sulit dikenali.
Bahkan tak sedikit pula penderita meningitis meninggal karena telat mendapat perawatan dan pengobatan.
Indonesia sendiri menjadi penyumbang kasus dan kematian tertinggi di Asia Tenggara akibat meningitis.
Meski tak mendapat sorotan khusus seperti penyakit lain, justru tak sedikit pemberitaan publik figur yang mengidap penyakit ini seperti disebutkan sebelumnya.
Tak sedikit dari mereka yang meninggal akibat penyakit ini, salah satunya presenter kondang Olga Syahputra.
Olga meninggal dunia pada 27 Maret 2015 lalu setelah dirawat di salah satu rumah sakit di Singapura.
Olga yang dirawat sejak 2014 akhirnya mengembuskan napas terakhirnya karena penyakit ini.
Diketahui, Olga sebenarnya sudah mengidap penyakit tersebut sejak 2013. Dia juga sempat dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, hingga terakhir di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura.
Olga dimakamkan di TPU Malaka, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, pada 28 Maret 2015.
Lantas berkaca dari hal itu, penting untuk tahu gejala dan faktor risiko penyakit meningitis ini muncul.
Beberapa gejala yang paling umum pada pasien dengan meningitis antara lain:
- Leher kaku
- Demam tinggi
- Sensitif terhadap cahaya
- Kebingungan
- Sakit kepala
- Kejang
- Mual
- Muntah
Lantas beberapa faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini adalah lingkungan dengan kebersihan yang buruk dan padat.
Selain itu, juga terjadi karena kontak atau hidup serumah dengan pengidap infeksi saluran pernapasan.
Dari berbagai faktor penyebab meningitis itu, infeksi virus adalah penyebab paling umum dari meningitis, diikuti oleh infeksi bakteri dan infeksi jamur.
Nah, pada infeksi bakteri atau yang disebut infeksi parasit, meningitis tidak disebarkan melalui kontak langsung.
Dikutip dari alodokter, parasit ini umumnya terdapat pada hasil bumi, serta kotoran, makanan, dan hewan seperti siput, ikan, unggas.
Memakan makanan yang berbahan dasar hewan tersebut atau melakukan aktivitas seperti berenang berpotensi tertular parasit penyebab meningitis.
Bakteri yang masuk ke aliran darah kemudian menuju ke otak dan sumsum tulang belakang menyebabkan meningitis bakteri akut.
Tetapi meningitis juga bisa terjadi ketika bakteri langsung menyerang meninges.
Gejala meningitis dini dapat menyerupai flu (influenza) dan dapat berkembang selama beberapa jam atau beberapa hari.
Makanan yang berisiko karsinogenik atau penyebab kanker adalah makanan instan.
Pasalnya, dalam makanan instan banyak ditambahkan zat kimia yang berbahaya jika tertimbun di dalam tubuh.
Seperti pengawet, pewarna makanan, dan pemanis tambahan.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa banyak jenis kanker yang disebabkan oleh makanan-makanan seperti itu.
Makanan instan yang biasa dikonsumsi adalah makanan cepat saji, mi instan, dan makanan yang hanya membutuhkan microwave untuk dihangatkan.
Makanan jenis ini lebih banyak dipilih karena faktor kepraktisan.
Namun sayangnya bisa jadi momok menakutkan, khususnya di zaman sekarang di mana penyakit bisa dengan mudah tersebar di mana-mana.
Untuk itu, jika masih suka mengonsumsi makanan instan, ada baiknya kurangi dari sekarang.
Lebih baik masak sendiri makanan dari bahan mentah supaya lebih aman.
Ingat, lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?
Namun bagi seseorang yang mungkin mengalami gejala meningitis atau didiagnosis dengan penyakit meningitis, penting untuk mengetahui cara pengobatannya yang benar.
Menurut dr. I Made dalam bukunya, meningitis memerlukan pengobatan dengan antibiotik dosis tinggi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah balik.
Penderita meningitis juga memerlan observasi ketat di rumah sakit untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Melansir Buku Anda, Dokter Keluarga Anda (2012) karya dr. Diana Ayudhitya dan dr. Inggriani Tjuatha, dijelaskan juga bahwa kasus meningitis merupakan kondisi darurat.
Di mana, penderita dengan gejala penyakit tersebut sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Jika telah dipastikan adanya meningitis, pasien akan segera mendapatkan obat antibiotik dan mungkin membutuhkan perawatan intensif.
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR