SajianSedap.com - Kolestrol tinggi menjadi salah satu pembunuh bagi masyarakat Indonesia.
Gaya hidup sehat dan pola makan yang tidak teratur bisa jadi pemicunya.
Tapi jangan salah, ada juga obat yang dapat memicu kolestrol tinggi.
Jadi hat-hati dalam mengonsumsi obat tanpa kita tahu fungsinya.
Alih-alih sembuh, nyawa justru terancam dengan mengonsumsi obat ini.
Obat Pemicu Kolestrol Tinggi
Mengutip Kementerian Kesehatan, kolesterol Anda tinggi, jika kadarnya mencapai lebih dari 240 mg/dL. Kadar kolesterol normal kurang dari 200 mg/dL.
Obat tertentu menjadi faktor pemicu kolesterol tinggi yang mungkin kurang umum, dibandingkan genetika dan kebiasaan makan tidak sehat.
Mengutip Everyday Health, sebagian kasus efek samping dari obat-obatan bersifat minimal.
Namun, setiap peningkatan kolesterol tetap berbahaya terutama bagi individu yang memiliki faktor risiko penyakit jantung.
Untuk mengatasi kolesterol tinggi efek samping penggunaan obat, dokter bisa meresepkan obat alternatif untuk mengobati kondisi aslinya atau menambahkan obat penurun kolesterol ke dalam rejimen pengobatan Anda.
Mengutip Verywell Health, berikut daftar obat-obatan yang dapat menjadi pemicu kolesterol tinggi sebagai efek sampingnya:
1. Beta blocker
Beta blocker adalah obat yang biasanya diresepkan untuk mengobati tekanan darah tinggi.
Meskipun biasanya digunakan untuk mengobati berbagai bentuk penyakit jantung, beta blocker dapat secara signifikan mengurangi kadar kolesterol baik (HDL).
Sehingga, memicu kadar kolesterol LDL (jahat) tinggi.
Di antara beta blocker yang dapat menjadi pemicu kolesterol tinggi adalah: Corgard, (nadolol), Inderal (propranolol), Tenormin (atenolol), Toprol, (metoprolol), dan Zebeta (bisoprolol).
Jika beta blocker memengaruhi menyebabkan peningkatan kadar kolesterol secara signifikan, dokter Anda dapat menurunkan dosisnya atau mengalihkan Anda ke obat lain.
2. Prednison
Prednison adalah jenis obat yang digunakan untuk mengurangi peradangan.
Jenis obat ini termasuk dalam kelas obat yang disebut kortikosteroid dan digunakan untuk mengobati berbagai kondisi peradangan, seperti: Reaksi alergi parah Beberapa jenis radang sendi Lupus Multiple sclerosis Penyakit radang usus (IBD)
Prednison sangat efektif dalam mengendalikan peradangan, tetapi dapat dengan cepat dan dramatis meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan HDL.
Studi menunjukkan bahwa penggunaan prednison dosis tinggi dapat menjadi pemicu kolesterol tinggi dalam hitungan minggu dan meningkatkan tekanan darah sistolik Anda pada saat yang bersamaan.
Risiko efek samping prednison meningkat sesuai dosis dan durasi pengobatan.
Prednison umumnya diresepkan untuk kondisi peradangan parah ketika manfaat pengobatan lebih besar dari pada risikonya.
3. Amiodarone
Amiodarone adalah obat yang digunakan untuk mengobati kondisi yang dikenal sebagai aritmia jantung.
Aritmia jantung adalah detak jantung tidak teratur yang disebabkan sinyal listrik di otot jantung tidak berfungsi dengan baik.
Kondisi ini dapat menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak teratur.
Di sisi lain, obat jenis ini dapat menjadi pemicu kolesterol LDL tinggi.
Namun, umumnya tidak memengaruhi kadar kolesterol baik. Amiodarone umumnya digunakan untuk mengobati atau mencegah aritmia yang mengancam jiwa.
Umum juga untuk mengobati gangguan irama jantung pada orang yang berisiko terkena serangan jantung dan komplikasi serius lainnya.
4. Siklosporin
Siklosporin adalah jenis obat yang dikenal sebagai imunosupresan.
Obat jenis ini bekerja dengan mengurangi respons sistem imun, yang melawan infeksi, penyakit, dan hal lain yang dianggap tidak normal.
Siklosporin digunakan untuk mencegah penolakan organ, di mana sistem imun menyerang jaringan yang didonorkan.
Selain itu, juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit autoimun.
Sayangnya, siklosporin memiliki banyak efek samping, salah satunya menjadi pemicu kolesterol tinggi.
Meski begitu, manfaatnya untuk mencegah penolakan organ atau mengobati penyakit autoimun umumnya lebih besar dari pada efek samping tersebut.
Jika diperlukan, obat penurun kolesterol dapat diresepkan untuk melawan efek ini.
5. Steroid anabolik
Steroid anabolik adalah sekelompok obat hormon seks pria.
Obat ini banyak digunakan secara ilegal oleh atlet untuk membangun otot.
Namun, juga memiliki kegunaan medis yang sah, seperti untuk mengobati beberapa jenis anemia atau kondisi yang disebut hipogonadisme, di mana tubuh tidak menghasilkan cukup testosteron.
Di sisi lain, steroid anabolik dapat menjadi pemicu kolesterol tinggi secara dramatis dengan manaikkan LDL dan menurunkan HDL.
Dengan penggunaan jangka panjang, obat jenis ini dapat meningkatkan risiko pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis), tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner, serta diabetes tipe 2.
Bentuk obat oral ini cenderung lebih memengaruhi kadar kolesterol dari bentuk suntikannya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR