Sejak tahun 40-an sebelum Indonesia merdeka, Haji Ma’ruf, orang Betawi asli Cikini memilih berjualan soto pikul keliling.
Pada tahun 60-an, barulah Haji Ma’ruf mulai mendirikan tenda dan setelahnya restoran di daerah Cikini.
Hadir dengan keunikan tersendiri, Haji Ma’ruf menambahkan sedikit susu sapi murni untuk membuat kuah sotonya menjadi semakin gurih dan sedikit mengental.
Di balik kesederhanaan semangkuk soto Betawi H. Ma’ruf, tersimpan kisah perjalanan kota Jakarta dari tahun 40-an hingga menginjak era digital saat ini.
2. Kopi Es Tak Kie (1927)
Secangkir es kopi yang wangi dan nikmat dari kedai Kopi Es Tak Kie sangat legendaris.
Baca Juga: Makanan Legendaris Yogyakarta, Ada Olahan Dari Ikan Lele dengan Kuah Santan Kuning yang Nikmat
Didirikan oleh seorang perantau dari Tiongkok bernama Liong Kwie Tjong, Kopi Es Tak Kie merupakan kedai kopi legendaris yang ada di Jakarta sejak 1927.
Nama Tak Kie sendiri mengandung pesan khusus yang ingin disampaikan oleh pemiliknya yaitu agar para penerusnya selalu tampil sederhana dan kerja keras.
Memasuki generasi ketiga, Kopi Es Tak Kie kini telah berkembang menjadi lima cabang.
Dengan tetap menjaga cita rasa klasik secara turun-temurun, Kopi Es Tak Kie senantiasa beradaptasi dengan perkembangan zaman melalui promosi di media sosial, hingga menyediakan layanan pembayaran digital untuk menjaga eksistensi lintas generasi.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
KOMENTAR